"Mayoritas masyarakat tetap memilih sesuai hati nurani mereka walaupun diberi uang oleh para calon, ini berarti politik uang sudah tidak efektif lagi sebagai strategi politik," ujar Heny saat rilis survei di Terrace Garden Hotel Four Seasons, Jl. HR Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2013).
Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan 2760 responden yang memiliki hak suara. Adapun survei diambil dari 6 kota yakni Aceh, Jakarta, Jawa Timur, NTT, dan Sulawesi Selatan dengan margin error 1,9% dan kepercayaan 95% pada 17-26 September 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu hanya 8,1% yang menemui politik uang di Balai Desa, dan 7,6% yang mendapatinya di TPS. Namun responden memiliki sikap berbeda-beda terhadap politik uang, berikut hasil surveinya:
1. Pemilih tetap memilih sesuai dengan hati nurani mereka sebanyak 45,9%
2. Pemilih sama sekali tidak akan memilih calon atau parpol yang memberikan politik uang sebanyak 25,6%
3. Pemilih yang memilih pemberi atau yang menawari politik uang sebanyak 14,5%
4. Pemilih sama sekali tak akan memilih saat Pemilu saat mengetahui praktik politik uang sebesar 2,4%
5. Tidak jawab sebesar 10,6%
(bpn/van)