Jebakan Perempuan Nakal, Sudah Bugil Masuk Preman

\'Duren Parung\' di Warung Remang-remang

Jebakan Perempuan Nakal, Sudah Bugil Masuk Preman

- detikNews
Rabu, 18 Des 2013 14:42 WIB
Foto Ilustrasi. (Fotografer - Grandyos Zafna)
Bogor - Wanita penjaja cinta yang tertebaran di warung remang-remang di kawasan Parung, Bogor, tidak ada satu pun yang bersedia langsung dibawa menuju tempat penginapan atau yang lainnya. Tapi mereka mengajak calon pelanggan untuk mampir ke warung atau kontrakannya. Alasannya, untuk bersantai sembari menikmati berbagai jenis minuman seperti bir.

Bahkan, di antara mereka ada yang tidak mematok tarif layanan seks, asalkan calon konsumen bersedia mampir minum terlebih dahulu. โ€œUntuk โ€˜mainnyaโ€™ terserah Abang berapa aja, yang penting minumnya,โ€ ujar Yuni -nama samaran-, salah seorang perempuan yang biasa mejeng di pinggir jalan saat menawarkan diri ke detikcom, Selasa malam (17/12).

Wanita berkulit putih ini mengaku tidak bisa jika dibawa ke tempat lain sebab memiliki bos yang menjadi atasannya. Jika ingin membawanya ke tempat lain, calon konsumen harus terlebih dahulu menemui sang bos yang berada di warung. โ€œWarungnya deket kok,โ€ ujarnya seraya menunjuk arah ke belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sari, rekan Yuni, juga tidak bersedia dibawa ke tempat lain, harus di kontrakannya. โ€œMinuman dan sewa tempat itu untuk yang punya kontrakan,โ€ tutur wanita yang mengenakan kaus ketat ini.

Ani, juga nama samaran seperti Sari dan Yuni, pun ogah diajak meninggalkan tempat tersebut. Ia berdalih karena memiliki bos atau germo. Meskipun warung atau kontrakannya tidak berada di pinggir jalan, ia dan lainnya tidak dapat pergi diam-diam sebab ada orang utusan bos yang mengawasi mereka. โ€œGak bisa, kita di sini ada yang ngawasi,โ€ ucap Ani berkilah.

Belakangan diketahui praktik prostitusi tersebut merupakan kedok. Transaksi yang telah disepakati berubah menjadi pemerasan saat calon pelanggan masuk ke dalam kamar kontrakan si perempuan.

Salah satu korbannya, sebut saja Fandi, mengisahkan, kejadian tersebut terjadi pada 2011 lalu. Ketika sampai di kawasan Jampang, ia melakukan transaksi seks dengan seorang perempuan yang mangkal. Setelah tawar-menawar, tarif seks akhirnya disepakati sebesar Rp 150 ribu untuk short time.

Namun, pada saat ia tengah "menikmati malam" dan sudah dalam keadaan tak berpakaian, tiba-tiba dua orang pria masuk ke dalam kamar memeras barang yang ia bawa.

"Pas masuk kosan dan udah bugil. Tiba-tiba masuk dua orang laki-laki. Mereka ngakunya ronda, langsung ngancem, kalau gak mau dilaporin polisi, minta uang damai. Alasan mereka mergokin, katanya karena itu kosan khusus cewek dan gak biasanya ada motor. Reaksi cewek itu kayak gak kaget sama sekali," ujar Fandi yang mengaku merasa dijebak kepada detikcom.

Fandi melanjutkan, karena dalam keadaan takut dan diancam bakal dilaporkan ke polisi, ia akhirnya menyetujui permintaan dua preman itu untuk memberi uang damai.

Namun, kedua lelaki tersebut justru memalak, dan membawa paksa seluruh barang Fandi berupa dompet berisi uang sebesar Rp 1,2 juta, ponsel Blackberry, dan ransel ukuran sedang.




(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads