"Bukan provokator, tapi itu pebisnis yang mau cari untung saja. Iya (diproses hukum)," kata Ahok di Gedung Balai kota, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).
Nggak dialog, Pak? "Mau dialog gimana? Dia minta Rp 1 miliar. Kalau mau kasih Rp 1 miliar, dia baru mau dialog. Ini bukan soal dialog. Kita sudah dialog tapi nggak ketemu. Kalau mau ketemu dia dituntut Rp 1 miliar sama dia. Justru saya mau ngelaporin dia ke polisi karena menduduki tanah kita, nyewa-nyewain," kata Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak gubernur mau ngirim makanan, dia nggak mau makan (pengandaian karena nggak mau pindah). Mereka itu bukan orang miskin. Itu orang yang bisa membangun 10 unit yang Rp 4 miliar makanya dia minta ganti kita Rp 1 miliar, Pak Ali kan itu. Kalau dia bisa bangun 10 unit Rp 4 miliar, saya saja nggak ada uang cash segitu. Ini kan orang-orang hebat gitu loh. Nggak apa-apa, nanti kita gusur pelan-pelan," ungkap Ahok.
Menurut Ahok, surat pemberitahuan mengenai penggusuran telah disampaikan setahun yang lalu.
"Kita kasih tahu setahun lalu tapi nggak pindah kan. Nanti kalau begitu semua pada bandel nanti kita suruh bangun di sini (lapangan Monas). Ini tanah luas berapa unit rumah, lumayan ini ya nggakk? Kita pasang tenda di sini saja. Nanti kalau disuruh pindah, kita minta ganti Rp 1 miliar. Saya kira banyak teman-teman yang mau tinggal di sini kalau dikasih Rp 1 miliar," kata suami Veronika Tan ini.
Mengenai tudingan melanggar HAM, Ahok juga santai menanggapinya. "Makanya hamburger saya bilang. Kalau gitu ajakin Komnas HAM ramai-ramai bikin tenda di sini IRTI lumayan nih mumpung gue masih wagub, gue belain. Nanti kalau kita diusir, kita lapor Komnas HAM. Pemprov harus bagi kita masing-masing Rp 1 miliar. Kalau nggak diganti, melanggar HAM kita. Camping terus di sini. Nanti saya kasih toilet juga. Nanti suplai makanan juga. Nanti kalau diganti Rp 1 miliar, bagi saya setengah ya," papar Ahok.
(aan/mad)