Tak Bisa Saksikan Jenazah Mandela, Ratusan Warga Afsel Dorong-dorongan

Tak Bisa Saksikan Jenazah Mandela, Ratusan Warga Afsel Dorong-dorongan

- detikNews
Sabtu, 14 Des 2013 12:30 WIB
Getty Images
Pretoria - Demi menyaksikan sekilas jenazah Nelson Mandela, ratusan warga Afrika Selatan nekat menerobos barikade polisi. Insiden ini terjadi ketika peti Mandela hendak ditutup.

Diperkirakan di sekitar 100 ribu orang yang berkesempatan melihat langsung jenazah Mandela yang disemayamkan selama tiga terakhir di Union Buildings, Pretoria. Antrean panjang memang terlihat di sekitar Union Buildings yang juga merupakan kantor kepresidenan Afsel sejak Rabu (11/12) lalu.

Namun ada puluhan ribu warga lain yang tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan salam perpisahan secara langsung dengan jenazah Mandela. Sekitar dua jam setelah menutup peti Mandela, pemerintah Afsel menyatakan, tidak bisa lagi mengakomodasi warga yang masih mengantre dan meminta warga untuk pulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak warga yang terpaksa pulang dengan kecewa karena gagal menyaksikan jenazah Mandela. "Kami mengira hari ini saatnya. Tapi tampaknya kami tidak berhasil untuk melihatnya (Mandela-red)," ucap seorang warga bernama Lydia More (31) yang mengantre sejak Jumat (13/12) pukul 07.00 waktu setempat, seperti dilansir AFP, Sabtu (14/12/2013).

"Kami merasa kosong. Sangat menyedihkan," imbuhnya.

Kerumunan warga yang tidak ingin pulang sempat terlibat dorong-dorongan dengan petugas kepolisian yang menjaga lokasi. Mereka memaksakan diri untuk melihat sekilas jenazah pahlawan anti-apartheid tersebut.

"Sudah tidak mungkin. Terlalu banyak orang. Seluruh warga Afsel ingin menyampaikan salam perpisahan," ucap seorang polisi yang bertugas di lokasi.

Jenazah Mandela akan diterbangkan ke desa tempatnya menghabiskan masa kecil di Qunu, Eastern Cape, pada Sabtu (14/12) ini. Kemudian pada Minggu (15/12) pagi, jenazahnya akan dimakamkan di Qunu secara privat.

Pemakaman Mandela akan digelar tertutup bagi media maupun publik. Prosesi pemakaman akan dilakukan menurut tradisi Xhosa, sesuai dengan klan keluarga Mandela.

"Keluarga menginginkan pemakaman hanya untuk kalangan keluarga. Mereka tidak ingin ini (prosesi pemakaman) ditayangkan. Mereka tidak ingin orang-orang melihat ketika jenazahnya dimasukkan ke liang lahat," jelas juru bicara pemerintah Afsel, Phumla Williams kepada AFP.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads