Sebagian lagi ada yang terlihat di kelab malam mencari acara gratisan. Orangtua harus lebih ketat mengawasi putri-putri mereka.
Berikut jurus ampuh melawan cabe-cabean yang dihimpun detikcom, Sabtu (14/12/2013):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Seni untuk Salurkan Energi
ilustrasi
|
"Makanya di kabupaten harus ada sarana dan prasarana di bidang seni dan olahraga untuk menyalurkan energi para remaja ini," kata Kak Seto saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2013).
"Jika ini tidak dibenahi oleh Pemda maka masalah itu akan muncul terus," tambah pencipta boneka Si Komo itu.
Tidak hanya 'cabe-cabean', fenomena arisan seks remaja, pelacuran dan tawuran juga terjadi karena energi mereka tidak tersalurkan secara positif.
"Karena potensi remaja yang cenderung meledak. Mereka tidak diberi kesempatan," katanya.
2. Ortu Jalin Komunikasi
|
"Ya orangtua harus diingetin," ujar Ahok di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013).
3. Pengetatan Pengawasan
ilustrasi
|
"Itu perubahan perilaku, suatu bentuk kefrustasian remaja perempuan. Saran saya kembali ke fungsi keluarga, itu pembiaran keluarga," ujar Aries Merdeka saat berbincang dengan detikcom, Kamis (12/12/2013).
"Artinya pengawasan orangtua lepas, tanggung jawab abai. Anak keluar sampai malam itu tindakan yang kurang pengawasan dari orang tua. Fungsi pengawasan lemah," sambungnya.
4. Wajib Belajar
ilustrasi
|
"Kalau kaitan dengan itu (cewek cabe-cabean), fokusnya kita ada jam wajib belajar. Seharusnya pemerintah tegas memberikan peringatan kepada ortu, ketika tidak ada diindahkan," ujar Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) M Ihsan saat berbincang dengan detikcom, Kamis (12/12/22013).
Ihsan menyebutkan peraturan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta itu akan jadi sekedar peraturan jika penerapan di lapangan tidak dilakukan secara maksimal. Koordinasi tiap pihak-pihak terkait juga penting.
"Perda itu kan sifatnya peraturan sementara yang penting penerapan di lapangan. Seperti contoh gini, di kelurahan apa sih instrumennya yang pertama, lalu sosialisasikan, terus jika ada kejadian nanti kemana melapor, siapa yang berhak memanggil, apa sanksinya," papar Ihsan.
5. Stop Kekerasan di Rumah
Taman Aries (lokasi balapan liar di Jakbar)
|
"Sering anak-anak itu mendapat kekerasan di rumah, lalu mereka keluar. Sebenarnya tidak berpengaruh dari keluarga miskin atau kaya, orang tua yang cenderung permisif mendorong perilaku anak menjadi hedonis," ujar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Aries Merdeka Sirait saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2013).
Aries menambahkan, pengawasan orang tua yang longgar membuat anak semakin leluasa dalam bergaul. Kebebasan yang dimiliki oleh seorang anak pun sering berujung pada berbagai perilaku yang melanggar aturan dan norma-norma yang berlaku.
"Fungsi pengawasan orangtua lemah. Bahwa perilaku seperti perjudian, minum-minuman keras, balapan sepeda motor, hingga ke seks bebas adalah salah satu dari pengawasan ortu yang tidak baik," kata Aries.
Halaman 2 dari 6