Roberto Laudisio Curti tewas pada 18 Maret 2012 lalu setelah sejumlah personel kepolisian New South Wales menyerangnya dengan taser, alat kejut listrik, sebanyak 14 kali, saat hendak menangkapnya. Curti diburu polisi karena melakukan pencurian di sebuah toko kelontong.
Para polisi tersebut juga dilaporkan menggunakan semprotan capsicum, sejenis merica, lalu memborgol dan memukulinya dengan tongkat pemukul setelah mengejarnya sambil berlari di pusat kota Sydney, Australia. Demikian seperti dilansir New Straits Times, Jumat (13/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unit Integritas Kepolisian Australia menyatakan akan mengadili empat polisi tersebut atas dakwaan penyerangan yang berujung melukai orang lain. Juru bicara unit tersebut, Pru Sheaves menyatakan, keempat polisi tersebut terancam hukuman penjara 2-7 tahun penjara.
Kematian Curti telah menjadi subyek penyelidikan aparat setempat. Penyelidikan mengungkapkan bahwa Curti sempat mengkonsumsi narkoba LSD dan bertingkah laku aneh sebelum dia dikejar polisi karena mencuri.
Namun autopsi yang dilakukan terhadap jasad Curti gagal mengidentifikasi penyebab kematiannya. Bahkan tahun lalu, koroner yang menangani kasus ini menyatakan Curti meninggal karena penyebab yang tidak diketahui.
Namun hasil penyelidikan menyebutkan, bahwa para polisi tersebut bertindak agresif seperti preman saat menyerang Curti. Kasus ini pun akan segera disidangkan. Keempat polisi tersebut adalah Senior Constable Eric Lim, Senior Constable Scott Edmondson, Constable Daniel Barling dan Senior Constable Damien Ralph.
Saat insiden tersebut terjadi, Curti yang warga Sao Paulo, Brasil ini tinggal di rumah saudara perempuannya di Sydney selama setahun untuk kuliah jurusan bahasa Inggris.
(nvc/ita)