5 Cerita Tentang Sosok Tomy, Berondong Tante Heny

Mayat Dalam Koper

5 Cerita Tentang Sosok Tomy, Berondong Tante Heny

- detikNews
Jumat, 13 Des 2013 12:55 WIB
 5 Cerita Tentang Sosok Tomy, Berondong Tante Heny
Jakarta - Suherman alias Herman alias Tomy (31) mendadak menjadi buah bibir setelah mengeksekusi sadis Heny Dewi Manapode (73). Sepak terjang terapis ini mulai merajut hubungan terlarang hingga menghabisi Tante Heny.

Tomy sehari-hari bekerja sebagai terapis di tempat pijat refleksi 'Sanctum' Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan. Ia mengenal Tante Heny sekitar tahun 2010. Keduanya akhirnya kasmaran. Pria asal Kuningan, Jawa Barat itu diberi upah mijat Rp 300 ribu tiap satu kali pelayanan.

Sejak dekat dengan Tante Heny, Tomy yang beristri itu menjadi jarang pulang. Ia bertemu dengan kekasih gelapnya 3 hingga 4 hari seminggu. Pria lulusan STM ini berdalih bekerja sambilan sebagai sekuriti kepada istrinya. Tomy membunuh Tante Heny gara-gara didesak membolos kerja dan diancam bakal diungkap hubungan asmaranya kepada keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 cerita tentang sosok Tomy, berondong Tante Heny:

1. Foya-foya ke Bali Ajak Cewek

Tomy (31) mengaku tidak pernah punya niat untuk melarikan diri usai membunuh kekasih gelapnya, Dewi Heny Manopode (73). Namun, ia pernah terbang ke Bali, satu minggu setelah tante Heny dibunuh dan dibuang mayatnya di Sungai Cinyurup, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Usai membunuh tante Heny pada tanggal 30 Oktober 2013 pagi itu, Tomy membawa sejumlah barang-barang milik pengusaha batu permata tersebut. Di antaranya adalah BlackBerry, perhiasan berlian, serta kartu ATM berikut buku rekening tante Heny.

Tomy mengaku tidak pernah berniat merampok tante Heny, melainkan hanya ingin meninggalkan jejak pembunuhan yang ia lakukan.

"Iya memang saya ambil barang-barang dia, tapi bukan mau merampok. Saya cuma mau menghilangkan jejak," aku Tomy kepada detikcom, Kamis (12/12/2013) sore kemarin.

Tomy juga mengaku, ia sempat menguras ATM tante Heny hingga Rp 10 juta. Terapis di pijat refleksi 'Sanctum' Plaza Senayan itu mengaku, uang tersebut ia pakai untuk membayar biaya operasional dalam pembunuhan tersebut di antaranya membayar sewa rental mobil Toyota Avanza di Jakarta Barat.

"Saya bayar sewa mobil Rp 800 ribu, sisanya saya gunakan untuk keperluan sehari-hari," ujarnya.

Tidak hanya itu, pria asal Kuningan, Jawa Barat ini mengaku telah menjual perhiasan cincin dan kalung berlian milik tante Heny seharga Rp 25 juta di Fatmawati, Jakarta Selatan. Uang tersebut, ia gunakan untuk berfoya-foya di Bali.

"Seminggu setelah kejadian itu, saya pergi ke Bali bersama dua teman wanita dan satu orang teman laki-laki. Saya pakai uang hasil jual berlian itu untuk foya-foya di Bali. Menghilangkan streslah," tuturnya.

Tomy mengatakan, ia ke Bali satu hari saja, saat dirinya libur kerja.

"Di sana ya minum-minum, jalan-jalan. Pokoknya menghilangkan stress dan rasa ketakutan saya," tutupnya.

2. Kadalin Istri Jadi Sekuriti

Bagaikan 'Bang Toyib', Tomy (31) menjadi jarang pulang ke rumah setelah kepincut dengan Dewi Heny Manopode (73). Ia mengaku bekerja sampingan sebagai sekuriti.

Tomy bersua Tante Heny 3 hingga 4 kali dalam seminggu. "Sering bertemu. Kalau saya libur, itu sudah pasti saya menginap di tempat kosnya, nggak boleh tidak," kata Tomy kepada detikcom, Kamis 12 Desember 2013 sore kemarin.

Berarti kamu jarang pulang? "Iya, jarang banget," ujar dia.

Meski demikian, Tomy mengatakan sang istri tidak mengetahui hubungan gelapnya tersebut.

"Saya kan bilang ke istri saya, kalau saya siang kerja di pijat refleksi. Kalau malam saya kerja jadi sekuriti. Padahal nggak. Istri saya pernah tanyain, di mana kerja jadi sekuriti, saya bilang di Bintaro, kalau mau cari ya cari aja, tetapi istri saya nggak pernah nyariin (ke Bintaro)," ungkap Tomy.

Pria yang bekerja sebagai terapis ini menambahkan nama Tomy merupakan pemberian dari Tante Heny.

"Dia yang kasih saya nama Tomy. Saya dikenalin ke keluarga dan teman-temannya juga nama Tomy. Kalau bisa milih, saya minta Samuel," kata Tomy sambil tertawa.

3. Lemparan Botol Dibalas Tusukan

Nyawa tante Dewi Heny Manopode (73) berakhir di tangan Tomy (31). Pemicunya, tante Heny memaksa Tomy supaya menginap dua hari kos, namun sang terapis menolak. Percekcokan pun berlanjut ke aksi saling lempar botol.

Kasubdit Jatanras Polda Metro AKPB Herry Heryawan mengjelakan, tante Heny yang kesal karena permintaannya ditolak lalu melempar Tomy dengan botol minyak tawon. Tak terima, ayah satu anak itu pun membalasnya.

"Keterangan sementara yang bersangkutan spontan karena kesal dilempari botol minyak tawon," jelas Herry di sela-sela rekonstruksi di kos tante Heny di Jl MPR Raya, Cilandak, Jaksel, Senin (9/12/2013).

Rekonstruksi pembunuhan ini terdiri dari 61 adegan dimulai dari insiden yang berlangsung sejak tanggal 29 Oktober 2009. tante Heny dan Tomy tidur kos bersama, lalu keesokan harinya sang tante meminta agar Tomy mau tidur sehari lagi.

"Tapi karena tersangka punya kerjaan di tempat pijit hanya bisa satu hari. Akhirnya timbul percekcokan tersebut," imbuhnya.

Percekcokan kemudian berakhir dengan pembunuhan sadis. Tomy yang sudah dikuasai setan pun menusukkan pisau itu berkali-kali ke tubuh wanita lansia itu. Tante Heny yang sudah tak bernyawa lalu dimasukkan dalam koper. Mayat sempat diinapkan sehari di kamar mandi, sebelum akhirnya dibuang ke sungai di Bogor.

4. Kuras Harta

Usai membunuh kekasihnya, Tomy (31) mengambil ATM, perhiasan dan barang berharga lainnya milik Heny Dewi Manapode (73). Tomy juga sempat menguras uang korban yang ada di dalam ATM korban.

"Korban memberi tahu pin ATM-nya kepada tersangka saat mereka menjalin hubungan. Kemudian setelah dibunuh, tersangka ambil uang melalui ATM korban," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Pengakuan tersangka kepada polisi, ia menarik uang tersebut di ATM di Senayan City dan Menara Thamrin. Tersangka menarik uang di ATM korban hingga Rp 10 juta.

"Korban ini setiap bulan ditransfer oleh anak-anaknya, masing-masing Rp 10 juta," imbuh Herry.

Selain itu, tersangka juga mengambil perhiasan dan barang-barang berharga milik korban di kost korban di Jalan MPR Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Ada dua berlian yang dijual tersangka senilai Rp 25 juta. Uangnya itu digunakan tersangka untuk operasional dalam pembunuhan itu," tutur Herry.

5. Si Pendiam Berdarah Dingin

Suherman (31) ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Dewi Heny Manopode (77). Di lingkungan rumahnya, pelaku yang bekerja sebagai terapis ini dikenal pendiam oleh tetangganya.

"Pendiam orangnya. Beberapa kali ya beli di sini, ya namanya tetangga. Cakep orangnya, tinggi," ujar tetangga pelaku, Sirotol Mustaqim di Petukangan Utara, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2013).

Pria yang memiliki toko kelontong dekat rumah pelaku ini, mengaku tak tahu jika Suherman berprofesi sebagai terapis dan terjerat kasus pembunuhan.

"Belum lama, ya sekitar 2 tahun tinggal di situ. Kalau kerjaannya enggak tahu," kata Mustaqim.

Kediaman Suherman berada di Jl TK Pembina no 76 RT 006/011, Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Namun, rumah tersebut adalah milik mertua Suherman. Dia dan istrinya tinggal seatap dengan mertuanya.

Suherman (31) ditangkap pada Kamis (5/12) malam di tempat kerjanya di Plasa Senayan, Jakarta Selatan. Suherman membunuh tante Heny di kosnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Perbuatan keji Tomy membuat sang mertua terkejut mendengar kabar penangkapan tersebut.

"Enggak tahu apa-apa saya. Saya saja syok dengar kabarnya," ujar mertua Suherman, Hj Siti saat ditemui di kediamannya, Jl TK Pembina no 76 RT 06 RW 011, Petukangan Utara, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2013).

Siti mengatakan, Suherman tinggal seatap dengan istrinya di rumah tersebut. Namun, Herman dan istrinya berada di ruangan terpisah. Siti juga membenarkan jika menantunya bekerja sebagai terapis.
Halaman 2 dari 6
(aan/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads