Pemerintah Afsel: Penterjemah 'Palsu' di Misa Mandela Kurang Berkualifikasi

Pemerintah Afsel: Penterjemah 'Palsu' di Misa Mandela Kurang Berkualifikasi

- detikNews
Jumat, 13 Des 2013 02:27 WIB
Thamsanqa Jantjies di sebelah Obama (AFP/Getty Images)
Johannesburg - Pemerintah Afrika Selatan telah mengakui bahwa penterjemah bahasa isyarat yang dituding gadungan itu kurang memiliki kualifikasi. Penterjemah bernama Thamsanqa Jantjies itu dianggap telah menipu dengan gerakan bahasa isyarat palsu.

Wakil Menteri untuk Perempuan, Anak, dan Orang-orang dengan Keterbatasan Afsel, Hendrietta Bogopane-Zulu mengakui kesalahan yang telah diperbuat itu. Namun dirinya menolak jika hal tersebut adalah penipuan dan tidak akan mempekerjakan pria itu lagi.

"Sangat buruk. Apakah dia palsu? Tidak. Apakah dia mengikuti pelatihan? Dia hanya mengikuti pengenalan pelatihan. Hal tersebut sangat jamak bagi warga Afrika Selatan," ujar Bogopane-Zulu seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (13/12/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini pertama kalinya saya mendapat komplain dari komunitas tuna rungu ke kantor saya mengenai pria itu," sambungnya.

Bogopane-Zulu berpendapat bahwa bahasa isyarat Afsel memiliki lebih dari 100 dialek. Dan hal itu sangat tidak mungkin untuk dipahami oleh semua orang.

"Kecuali ada sesuatu yang aku lupakan, aku tidak berpikir sebagai sebuah negara kami harus merasa malu. Persoalan mengenai bahasa isyarat selalu tentang dimana kamu tinggal, di sekolah mana kamu belajar, dan bahasa apa yang kamu gunakan," kata Bogopane-Zulu.

Ketika ditanya salah satu wartawan, apakah persoalan Jantjie akan diproses secara hukum. Bogopane-Zulu balik bertanya, "Kenapa? Perbuatan kriminal apa yang dia lakukan? Mengapa dia harus diproses hukum? Ya memang dia tidak melakukan bahasa isyarat sebaik yang kita harapkan, tapi apa itu perbuatan kriminal?" katanya.

Sebelumnya, Kepala Institut Penerjemah Afrika Selatan, Johan Blaauw mengatakan, bahasa isyarat yang diperagakan Jantjies dalam beberapa acara tidak akurat.

Menurut Blaauw, sejumlah keluhan muncul saat Jantijes tampil sebagai penerjemah bahasa isyarat dalam acara konferensi yang digelar African National Conference (ANC) tahun lalu. Presiden Afsel Jacob Zuma merupakan Kepala ANC

Demikian juga dengan penampilan Jantjies dalam acara mengenang Mandela yang digelar di FNB Stadium, Johannesburg pada Selasa (10/12) kemarin. Banyak warga penyandang tuli yang marah karena kebingungan dengan bahasa isyarat Jantjies. Bahkan menurut ahli bahasa isyarat, gerakan tangan Jantjies tersebut sama sekali tidak ada artinya.

Kemarahan ini terus meluas hingga muncul pertanyaan soal siapa yang menyewa Jantjies. Juru bicara ANC telah membantah pihaknya yang menunjuk Jantjies untuk bertugas dalam acara yang menjadi pusat perhatian dunia tersebut.


(dha/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads