Menurut laporan penyelidikan NYPD seperti dilansir News.com.au, Rabu (11/12/2013), tim respons taktis kepolisian Kenya baru tiba di lokasi kejadian sekitar 90 menit setelah serangan pertama. Dari sini, kebingungan pun terjadi. Aparat polisi dan militer Kenya tampaknya tidak saling berkomunikasi saat kejadian.
Ini terbukti saat tim polisi berpakaian preman bergerak masuk ke dalam mal. Para tentara Kenya yang mengira mereka adalah para teroris langsung menembaki polisi-polisi tersebut. Di antara korban jiwa dalam pembantaian itu termasuk komandan tim respons taktis kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta lain yang diungkap NYPD adalah tak ada aksi penyanderaan dalam peristiwa yang menewaskan lebih dari 60 orang itu. Semula soal sandera ini dijadikan alasan lambannya respons militer Kenya dalam penyerangan mal yang terjadi September lalu itu.
Namun menurut NYPD, tak ada yang disandera. Para pelaku ingin membunuh orang sebanyak yang mereka bisa. Mereka mengajukan pertanyaan terkait agama Islam kepada para korban untuk menguji apakah mereka muslim atau tidak. Mereka yang tak bisa menjawab pertanyaan itu langsung ditembak mati.
Laporan NYPD juga menyebutkan, wanita Inggris bernama Samantha Lewthwaite alias 'janda putih' tidak terlibat dalam serangan itu. Menurut laporan NYPD, hasil analisa rekaman CCTV dan kesaksian para saksi mata, mengindikasikan bahwa tak ada wanita yang terlibat dalam peristiwa di Mal Westgate itu.
Hal lain yang mengejutkan adalah tentang penyerangan mal yang berlangsung selama tiga hari. Namun menurut penyelidikan NYPD, tak ada bukti bahwa para teroris masih berada di lokasi setelah 12 jam pertama penyerangan.
Menurut NYPD, setidaknya seorang pelaku terluka di bagian kaki. Serangan mereka sebenarnya hanya berlangsung enam jam. Setelah itu, para teroris bersembunyi di sebuah ruang penyimpanan dan mengurus rekan mereka yang terluka sebelum kemudian kabur dari mal tersebut.
Ditegaskan NYPD, tak ada bukti bahwa pelaku masih berada di mal itu setelah pukul 12.15 waktu setempat pada 22 September. Namun entah mengapa, peristiwa itu masih terus berlangsung dua hari kemudian. Yang jelas, selama waktu itu, rekaman CCTV memperlihatkan sejumlah tentara Kenya menjarah pusat perbelanjaan kelas atas tersebut.
(ita/ita)