Hal itu dikisahkan oleh Dinda Irmawati, seorang korban luka yang berada di gerbong paling depan. Gerbong ini menderita kerusakan paling parah dan banyak korban berjatuhan di gerbong ini. Dinda merasakan kereta oleng sebelum terjadi tabrakan.
Dan sesaat setelah tabrakan, posisi kereta langsung berubah jadi miring. Seorang kru KRL langsung membuka pintu yang menghubungkan antara ruang gerbong untuk penumpang dengan ruang untuk masinis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kondisi kereta miring dan api yang masuk dari arah depan, Dinda berpegangan pada sebuah besi. Kebetulan dia berada di posisi atas.
"Pas itu saya berdiri, saya posisinya di atas setelah terbalik. Saya nginjek orang, yang di bawah pada teriak minta tolong," kata Dinda.
Sementara dia berpegangan, warga dari luar mencoba membuka pintu. Akhirnya dia berhasil keluar.
"Saya orang ketiga yang keluar," kata Dinda yang rambutnya terbakar dan juga mendapatkan luka bakar di kaki kiri, punggung dan pergelangan kaki ini.
(mei/fjp)