Mahasiswa Bentrok dengan Polisi Saat akan Bakar Foto SBY-Boediono

Mahasiswa Bentrok dengan Polisi Saat akan Bakar Foto SBY-Boediono

- detikNews
Senin, 09 Des 2013 15:58 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Semarang sempat beradu fisik dengan petugas polisi saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Tengah. Hal itu terjadi saat mahasiswa hendak membakar foto Presiden SBY dan Wapres Boediono.

Aksi dimulai dengan long march dari patung Diponegoro menuju gedung DPRD Jateng di Jalan Pahlawan Semarang, mereka membawa spanduk besar bertuliskan 'Bubarkan Rezim-rezim Kleptokrasi NKRI' dan poster-poster menentang praktik korupsi dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia.

Massa berorasi dan meletakkan ban di depan gerbang DPRD, kemudian meletakkan foto SBY dan Boediono di dekat ban untuk dibakar. Polisi pun segera mencegahnya. Salah satu petugas berinisiatif mengambil dan menasihati pengunjuk rasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini simbol negara," kata petugas itu.

Salah satu mahasiswa yang berada di hadapan polisi itu langsung merebut dua foto tersebut sementara mahasiswa lain mulai berteriak dan meneriakkan yelyel. Tidak lama kemudian pengunjuk rasa mulai mendorong petugas kepolisian hingga terlibat adu fisik.

Aksi dorong tersebut menyebabkan salah satu mahasiswa terpental hingga jatuh tersungkur. Adu fisik dan adu mulut tersebut hanya berlangsung sekitar tiga menit, para mahasiswa kemudian melakukan aksi teatrikal dan membakar poster-poster yang mereka bawa di depan gedung DPRD.

Ketua umum PMII Kota Semarang, Junaidi mengatakan aksinya tersebut untuk mendesak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo agar turun tangan menyelesaikan masalah-masalah korupsi di Jateng.

"Kami mendesak Gubernur Jawa Tengah segera turun tangan. Sampai saat ini banyak kasus-kasus korupsi yang melibatkan Bupati / Walikota di Jateng," kata Junaidi di Jalan Pahlawan, Semarang, Senin (9/12/2013).

Terpisah, koordinator aksi dari HMI yang juga melakukan aksi, M Abdul Fadlol mengatakan unjuk rasa tersebut menuntut diadakannya reformasi pemerintahan khususnya di bidang peradilan. Mereka juga menuntut agar kasus korupsi seperti kasus BLBI, Century, dan Hambalang secepatnya diusut tuntas.

"Seret dan hukum koruptor yang berada di lingkungan Cikeas," tegas M Abul.

Aksi berakhir setelah massa membakar poster-poster mereka dan hujan mulai turun. Menurut mereka, tanggal 9 Desember merupakan perayaan rasa sakit hati bagi Indonesia karena banyaknya moral pemimpin yang rusak dan menjadi koruptor.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads