Instrumen Karawitan dari Kendal Ini Unik dan Langka

Jakarta - Ada yang berbeda dari alat musik karawitan yang dimainkan rombongan Pura Djojonagoro di World Royal Heritage Festival 2013. Beberapa instrumennya, seperti gong, bonang, dan kenong, tidak seperti bentuk pada umumnya.

Gong umumnya memiliki sisi yang rata dengan tonjolan di tengahnya. Bentuknya pun lebar dan besar sehingga cenderung memakan banyak tempat. Hal ini tidak terlihat pada karawitan milik Pura Djojonagoro dari Kendal, Jawa Tengah.

Gong yang mereka miliki berbentuk seperti lempengan pipih yang dilipat dengan menyisakan rongga di tengahnya. Dua jenis instrumen lainnya, bonang dan kenong, memiliki bentuk yang mirip tapi lebih kecil. Sedangkan instrumen lainnya sama dengan karawitan pada umumnya.

"Karawitan yang seperti ini hanya kami yang memiliki di dunia," kata pemain karawitan Pura Djojonagoro, Nanda, kepada detikcom, Sabtu (7/12/2013).

Karawitan ini dibuat sekitar abad ke-20. Bentuk khusus pada gong, bonang, dan kenong dipercaya bisa memberikan suara yang lebih syahdu.

"Biasanya untuk mengiringi meditasi," ucap pria yang masih kuliah ini.

Sebanyak 15 orang pemain karawitan mayoritas masih berusia muda. Salah satu pemain bahkan masih duduk di bangku SMP. Rombongan Pura Djojonagoro ini mengaku baru pertama kali memamerkan karawitan unik mereka. Pasalnya, alat musik ini hanya ada 1 set di dunia.

"Pembuatnya sudah tidak ada yang kuat untuk bikin satu lagi," tambah Nanda.

World Royal Heritage Festival adalah kali pertama pameran keraton dan kerajaan sedunia dihelat di Jakarta. Acara ini berlangsung sejak Kamis (5/12) hingga Minggu (8/12) di Monas dan menampilkan 165 keraton se-Nusantara, 10 kerajaan mancanegara, 1000 atraksi seniman, dan 30 kereta kerajaan.

(mad/mad)