"Kami tidak ingin memberinya rasa sakit," kata Adebalajo di hadapan hakim persidangan di Pengadilan Old Bailey, London, dilansir AFP, Kamis (5/12/2013).
Peristiwa pembunuhan sadis tersebut terjadi pada Mei 2013 lalu dengan korban seorang prajurit tentara Inggris, Lee Rigby (25). Korban saat itu tengah berjalan ke arah baraknya. Terdakwa saat itu tidak bertindak seorang diri, seorang rekannya, Michale Adebowale (22), turut membantu aksi kejahatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak begitu lama polisi meringkus keduanya, yaitu di hari sama sesaat setelah peristiwa terjadi. Setelah penangkapan keduanya, polisi melakukan penggeledahan di kediaman para terdakwa. Polisi menemukan buku-buku gerakan ekstrimis di kediaman ayah Adebolajo.
Polisi terus melakukan penggeledahan. USB, komputer, serta telepon genggam tidak luput dari pemeriksaan petugas. Di dalam komputer dan USB, polisi menemukan materi serupa mengenai gerakan ekstrimis tentang jihad.
Saat penangkapan keduanya, polisi terpaksa melumpuhkan mereka dengan tembakan karena Adebolajo berupaya menyerang dengan berlari sambil memegang pisau.
(ahy/kha)