"Yang punya kans ya tiga nama itu. Mereka punya ketokohan puncak dibanding calon yang lain," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (5/12/2013).
Taufik menerangkan, aspek sosio-kultural memilih capres berasal dari etnis Jawa memang bisa mempengaruhi hasil Pemira. Di antara ketiga capres, Hidayat lah yang berlatarbelakang Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Taufik juga tak menutup kemungkinan bisa saja kader yang pendukung Hidayat memilih tak hanya berdasar pertimbangan etnis.
Selain masih ada pemilih berpatokan pada kategori Jawa-Non Jawa, ada pula yang berpandangan lebih modern. Kader PKS juga mencari tokoh muda potensial yang dipandang bisa menjadi capres.
"Ada mindset yang lebih maju ke depan, yang tak lagi mengkotak-kotakan basis etnis. Mayoritas kader sekarang terdiri dari anak muda. Mereka mempertimbangkan, ada nggak (kandidat) yang mewakili representasi anak muda?" tutur Taufik.
Seperti diketahui, Hidayat adalah tokoh veteran yang pernah gagal di dua kontestasi politik. Dia pernah maju di Pilpres 2009. Kemudian pria asal Prambanan itu juga pernah maju di Pilgub DKI. Taufik menyatakan Anis Matta dan Aher menjadi tokoh muda yang lebih 'fresh' dibanding Hidayat.
"Tokoh muda ya Anis Matta atau Aher," ucap Taufik.
(dnu/van)