Australia Sebut Snowden Telah Akses 20 Ribu Dokumen Intelijennya

Australia Sebut Snowden Telah Akses 20 Ribu Dokumen Intelijennya

- detikNews
Kamis, 05 Des 2013 11:19 WIB
Edward Snowden (The Guardian)
Canberra - Pembocor intelijen Amerika Serikat (AS) Edward Snowden diperkirakan telah mencuri 20 ribu dokumen intelijen Australia, namun baru membocorkan beberapa. Jaksa Agung Australia menyebut kebocoran ini yang terparah sepanjang sejarah negeri kanguru tersebut.

Dokumen rahasia yang telah dibocorkan cukup membuat pemerintah Australia kewalahan. Salah satunya isu penyadapan yang memperburuk hubungan Australia dengan Indonesia yang merupakan negara tetangganya.

Surat kabar Australia melaporkan bahwa pelanggaran keamanan tersebut terjadi dalam skala besar dan semakin lama semakin jelas. Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (5/12/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan intelijen setempat memperkirakan ada sekitar 15 ribu hingga 20 ribu dokumen rahasia Australia yang mungkin telah diakses oleh Snowden melalui komputernya dari kantor National Security Agency (NSA) di AS. Namun tidak diketahui pasti ada berapa dokumen yang berhasil dibawanya sebelum dia kabur dari AS dan kemudian bersembunyi di Rusia.

"Sebagian besar dokumen yang dicuri kemungkinan membahas soal politik, ekonomi dan intelijen militer yang dikumpulkan oleh Australia, khususnya oleh Direktorat Sandi Australia untuk wilayah Asia-Pasifik," demikian bunyi halaman depan salah satu surat kabar Australia, tanpa mengutip sumbernya.

"Audit besar-besaran masih dilakukan untuk menilai apa yang ada di dalam dokumen tersebut, meskipun membutuhkan proses yang teliti dan cederung lamban," imbuh surat kabar tersebut.

Dalam waktu 6 bulan terakhir, dokumen-dokumen yang dibocorkan Snowden telah membongkar aksi spionase yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya, bahkan terhadap negara sekutu mereka sendiri. Jaksa Agung George Brandis menyebut pembocoran tersebut berdampak kerusakan yang sangat besar

"Pembocoran yang dilakukan Snowden merupakan hantaman paling serius bagi intelijen negara-negara Barat sejak Perang Dunia II. Terlebih mengingat bahwa kecanggihan dan struktur peralatan intelijen negara Barat yang terus berkembang sejak Perang Dunia II, tentu ini menjadi hal yang sangat serius bagi mereka," ucap Brandis.

Brandis menyebut pengungkapan Snowden ini lebih buruk dari pengungkapan WikiLeaks atau aksi mata-mata Inggris pada zaman Perang Dingin lalu. "Dampaknya sangat besar -- kita bicara tentang banyaknya dokumen yang dibocorkan Snowden ke publik," tandasnya.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads