Dokumen rahasia yang telah dibocorkan cukup membuat pemerintah Australia kewalahan. Salah satunya isu penyadapan yang memperburuk hubungan Australia dengan Indonesia yang merupakan negara tetangganya.
Surat kabar Australia melaporkan bahwa pelanggaran keamanan tersebut terjadi dalam skala besar dan semakin lama semakin jelas. Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (5/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar dokumen yang dicuri kemungkinan membahas soal politik, ekonomi dan intelijen militer yang dikumpulkan oleh Australia, khususnya oleh Direktorat Sandi Australia untuk wilayah Asia-Pasifik," demikian bunyi halaman depan salah satu surat kabar Australia, tanpa mengutip sumbernya.
"Audit besar-besaran masih dilakukan untuk menilai apa yang ada di dalam dokumen tersebut, meskipun membutuhkan proses yang teliti dan cederung lamban," imbuh surat kabar tersebut.
Dalam waktu 6 bulan terakhir, dokumen-dokumen yang dibocorkan Snowden telah membongkar aksi spionase yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya, bahkan terhadap negara sekutu mereka sendiri. Jaksa Agung George Brandis menyebut pembocoran tersebut berdampak kerusakan yang sangat besar
"Pembocoran yang dilakukan Snowden merupakan hantaman paling serius bagi intelijen negara-negara Barat sejak Perang Dunia II. Terlebih mengingat bahwa kecanggihan dan struktur peralatan intelijen negara Barat yang terus berkembang sejak Perang Dunia II, tentu ini menjadi hal yang sangat serius bagi mereka," ucap Brandis.
Brandis menyebut pengungkapan Snowden ini lebih buruk dari pengungkapan WikiLeaks atau aksi mata-mata Inggris pada zaman Perang Dingin lalu. "Dampaknya sangat besar -- kita bicara tentang banyaknya dokumen yang dibocorkan Snowden ke publik," tandasnya.
(nvc/nwk)