Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir bandang terjadi di dua kecamatan di Cianjur, yaitu Cidaun dan Kecamatan Cikadu. Kedua daerah itu merupakan zona daerah rawan longsor tinggi.
"Banjir bandang di Kecamatan Cidaun menimpa 2 desa yaitu Desa Cidamar dan Desa Kertajadi pada pukul 16.00 Wib. Banjir bandang diawali suara gemuruh dari pegunungan kemudian menyapu rumah di dua desa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Kamis (5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 11 unit rumah rusak berat dan 23 unit rusak ringan di Kp. Sukamaju, Kp Bobojong, dan Kp Babakan Desa Cidamar. Kemudian 40 kepala keluarga atau 132 jiwa menderita akibat bencana tersebut. Beberapa ternak hanyut terbawa banjir bandang," paparnya.
Nah, pada saat yang hampir bersamaan longsor terjadi juga Kecamatan Cikadu tepatnya di Desa Cisaranten dan Desa Sukamulya. Longsor menyebabkan 1 orang meninggal dunia atas nama Aminah (50 tahun) dan 2 orang luka patah tulang.
Tak hanya itu, 1 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, 1 rumah rusak ringan, 24 rumah terancam longsor, dan kerusakan sawah. Sedangkan longsor di Desa Sukamulya menyebabkan 25 rumah rusak sedang dan berat, 7,7 hektar sawah rusak. Pendataan masih dilakukan.
"BPBD Cianjur, TNI, Polri, SAR, relawan dan masyarakat masih melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dari banjir bandang dan longsor seiring meningkatnya hujan," ujar Sutopo.
"Daerah di sekitar selatan Jawa Barat, seperti Bogor, Cianjur, Sukabumi, Garut dan Tasikmalaya merupakan daerah rawan tinggi longsor. Diperkirakan hujan tinggi terjadi selama Desember hingga Februari daerah tersebut," imbuhnya.
(bal/rvk)