"Sekali reses ada uang reses Rp 150 juta, ada lagi uang akomodasi dan transportasi Rp 30 juta sekali reses, setahun 4 kali reses. Jika ditambah uang kunjungan dapil 6 kali Rp 50 juta, totalnya sekitar Rp 1 miliar," beber Saan yang duduk di kursi anggota Komisi III DPR ini saat berbincang dengan detikcom, Selasa (3/11/2013).
Saan menggunakan uang reses sebesar itu untuk menyerap aspirasi dan tatap muka dengan konstituen. Juga membuat sejumlah program beasiswa. Anggaran untuk program beasiswa ini cukup banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu dana tersebut juga dipakainya untuk membantu TKI bermasalah di Arab Saudi. Beberapa bulan lalu dia berusaha memulangkan sejumlah TKI bermasalah di Arab Saudi.
"Saya juga punya TK gratis, muridnya sudah 170 orang. Sudah ada yang lulus sekitar 50 orang. Semua gratis, itu memang diperuntukkan untuk orang yang kurang mampu," kata Wasekjen PD ini.
Selain itu dia juga membuat program kesehatan seperti mobil keliling untuk pengobatan massal. Terkait penggunaan uang reses yang sangat besar itu, Saan mempertanggungjawabkannya setiap akhir tahun.
"Kita bikin laporan, di DPR kan mengharuskan membuat laporan lengkap aktivitas kegiatan selama reses. Dana reses harus transparan penggunaannya harus bisa dipertanggungjawabkan," jelas Saan.
Dana reses yang sangat besar memang sangat membantu anggota DPR. Apalagi menjelang Pileg. "Kalau untuk memeliharda dapil dan konstituen itu lumayan membantulah," akunya.
Lalu adakah pendapatan lain untuk anggota DPR selain dari uang reses? "Ya gaji saja sekitar Rp 50 juta kurang itu," tandasnya sembari tertawa.
(van/nrl)