Para penyandang disabilitas ini terdari tuna daksa, tuna rungu, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik. Salah seorang peserta, Mayalis (39), ikut mengantarkan anaknya mengikuti olahraga pagi di sekitar Monas, Jakarta Pusat. Anaknya Afifah Salami (7) mengalami penyakit Spastik sejak masih bayi.
"Saya mengantarkan anak saya untuk ikut olahraga sekaligus sosialiasi," kata Mayalis sambill tersenyum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masa ada kekurangan tidak boleh beraktivitas. Makanya saya ajak untuk bersosialisasi," ucapnya.
Khusus untuk fasilitas umum bagi penyandang disabilitas. Mayalis meminta pemerintah memperbanyak alat-alat bantu di berbagai tempat. "Semua orang perlu mendapatkan hak yang sama," ucapnya.
Sementara itu, Direktur RRI Rosarita Niken Widyastuti menyebut penyandang disabilitas kurang mendapatkan perhatian yang baik dari pemerintah.
"(Acara) ini adalah upaya kita meningkatkan derajat dan martabat mereka," kata Rosarita.
Pada 2011, lalu DPR mengetok palu pengesahan konvensi PBB tentang hak dan martabat penyandang disibilitas. Hari Disabilitas Internasional jatuh pada 3 Desember.
(fiq/trq)