"Pemilih 2014, 40% lebih adalah anak muda yang tidak melihat basis nasional ataupun Islam," ujar anggota Majelis Syuro PKS, Jazuli Juwaini di restoran Cheese Cake, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).
Jazuli menilai, pemisahan partai berbasis nasional ataupun muslim dilakukan oleh rezim lama. Pemisahan dilakukan untuk memperkokoh kekuasaan penguasa pada saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, partai akan terpilih berdasarkan tawaran solusi. Pemilih juga akan memilih partai yang masih ada di hati mereka.
"Kami harus pasarkan PKS sesuai dunianya. Memang 2014 yang akan lebih dominan adalah tawaran parpol," terangnya.
Hal tersebut juga diamini oleh Sekjen PPP, Romahurmuziy. Menurutnya, pemilih ideologis hanya sepertiga dari jumlah pemilih pada pemilu 2014.
"Sisanya swing ke sana kemari," katanya.
Pengamat politik Heri Budianto juga menilai perubahan perilaku pemilih tersebut dipengaruhi oleh perubahan zaman. Pemilih pemula yang berasal dari generasi muda sangat melek teknologi. Tak dipungkiri, kemajuan zaman ini akan mempengaruhi perilaku pemilih.
"Tak bisa dipungkiri, ternyata televisi membawa perubahan besar," ucapnya.
(kff/gah)