Angga merasa gerah dengan sikap orang-orang yang mendiskriminasikan pengidap HIV AIDS selama ini. "Saya enggak malu, ini bentuk solidaritas," katanya di traffic light Jalan Pemuda Semarang, Sabtu (30/11/2013).
Setiap lampu merah menyala, Angga berdiri di depan para pengguna kendaraan yang berhenti di traffic light. Setelah itu ia berjalan diantara kendaraan untuk menunjukkan tulisan di poster yang ia bawa dan tulisan merah yang ada di punggungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi, Luter Ariestino mengatakan, aksi tersebut dilatar belakangi oleh kurangnya perhatian pemerintah terhadap orang dengan HIV AIDS (ODHA).
"Ini sindiran kepada pemerintah, karena kurang serius menangani AIDS," tandasnya.
Bahkan Luter mengaku dari pengalamannya, sempat melihat perilaku diskriminatif terhadap ODHA dalam acara di sebuah rumah sakit di Semarang sekitar satu bulan lalu. Oleh sebab itu ia dan teman-temannya melakukan aksi peduli untuk menyosialisasikan ke masyarakat bahwa ODHA juga mempunyai hak yang sama.
"Sebulan lalu ada acara yang mengundang ODHA sebagai motivator, tapi mereka tidak boleh masuk lewat pintu depan, tapi pintu lainnya. Padahal kan penularannya juga tidak seperti flu," ujarnya.
Penggalangan dana yang dilakukan Luter dan teman-temannya itu rencananya akan disalurkan kepada Jaringan ODHA Kota Semarang. Mereka berharap hasil penggalangan dana mampu membantu ODHA dan memotivasi mereka.
"Ya seperti inilah bentuk empati kami yang bisa dilakukan," ujarnya.
(alg/gah)