NATO Minta Maaf atas Serangan Udara Tewaskan Anak 2 Tahun di Afghanistan

NATO Minta Maaf atas Serangan Udara Tewaskan Anak 2 Tahun di Afghanistan

- detikNews
Sabtu, 30 Nov 2013 11:09 WIB
Ilustrasi (AFP)
Kabul - Pasukan NATO di Afghanistan mengeluarkan permohonan maaf atas serangan udaranya yang dilaporkan menewaskan seorang anak berusia 2 tahun. Pernyataan ini keluar setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengecam keras serangan NATO tersebut.

Pernyataan resmi dari International Security Assistance Force (ISAF) pada NATO menyebutkan bahwa komandan ISAF, Jenderal Joseph Dunford telah menelepon Presiden Karzai untuk menyampaikan penyesalan.

"Dengan segera menghubungi Presiden Karzai dan menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tersebut," demikian bunyi pernyataan NATO, seperti dilansir AFP, Sabtu (30/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak bermaksud menargetkan atau menyerang sebuah rumah. Informasi yang kami miliki menunjukkan bahwa serangan udara tersebut mengenai jalanan. Sangat disayangkan, korban sipil berada di sekitar lokasi serangan," imbuh pernyataan tersebut.

ISAF menegaskan, serangan tersebut ditargetkan bagi seorang komandan Taliban yang terlibat operasi melawan tentara Afghanistan di wilayah Helmand. Kepada Karzai, Jenderal Dunford juga menyatakan tekadnya untuk melakukan investigasi gabungan secara mendalam atas serangan yang disebut-sebut menewaskan bocah laki-laki berusia 2 tahun tersebut.

Juru bicara pemerintah provinsi Helmand, Omar Zwak menuturkan kepada AFP, bahwa serangan udara yang dilancarkan pada Kamis (28/11) kemarin telah merenggut nyawa seorang anak laki-laki bernama Rafiullah. Serangan kedua yang menggunakan pesawat tak berawak, menurut Zwak, menewaskan komandan Taliban yang memang menjadi target NATO.

Selama 12 tahun tentara NATO yang dipimpin Amerika Serikat bertugas di Afghanistan, persoalan korban sipil selalu menjadi isu paling sensitif. Presiden Karzai memperingatkan bahwa insiden tersebut mengancam kelangsungan perjanjian keamanan bilateral (BSA) antara Afghanistan dengan AS.

Hingga saat ini, sebanyak 75 ribu tentara NATO masih bertugas di Afghanistan. Mereka dijadwalkan akan ditarik pulang ke negara masing-masing pada akhir tahun 2014 mendatang.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads