Dua siswi kreatif itu bernama Nurina Zahra Rahmati dan Tri Ayu Lestari. Mereka geram dengan berita-berita seputar kasus penculikan yang muncul. Lalu cerita anak yang terpisah dari orang tuanya di keramaian, termasuk kisah Alma (7) yang hilang empat hari karena tak bisa menempel terus dengan pendampingnya di Monas.
"Makanya kita buat alat ini, supaya bisa mencegah itu," kata Tri Ayu saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Radio Tx RX itu menggunakan sensor jarak yang sudah diprogram dan diberi chip untuk menghidupkan alarm. Intinya, dalam jarak tertentu, gelang itu akan berbunyi cukup nyaring sehingga anak yang terpisah bisa kembali terlacak.
"Kalau berdekatan tidak akan bunyi, kalau udah di luar jangkauan keduanya akan menghasilkan bunyi. Misalnya tiga meter ada bunyi titt keras, kalau semakin jauh, bunyinya semakin intensif," jelas Tri.
Alat ini masih butuh banyak pengembangan. Ke depan, dua peneliti muda ini ingin membuat gelang yang lebih trendi dan cocok dengan anak-anak. Lalu, bakal ada GPS kecil yang disisipkan di dalamnya.

"Kalau cuma satu bentuk kan bisa diidentifikasi sama penculiknya. Nanti juga ada GPS, seumpamanya diculik, bisa terlacak melalui GPS," papar Nurina yang dihubungi terpisah.
Butuh dana Rp 1 juta untuk membuat prototipe sepasang gelang ini. Bila suatu hari dipasarkan, kedua siswa ini berharap bisa ditekan harganya jadi lebih murah.
(mad/nrl)