"Mempertimbangkan tragedi yang terjadi dan semua hal terkait... sebuah pemerintahan baru dibutuhkan, tentu dengan dukungan besar dari parlemen," ucap Dombrovskis sembari menahan air mata, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2013).
"Oleh karena itu, saya telah mengajukan pengunduran diri saya dari jabatan Perdana Menteri," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena dengan pengunduran diri ini berarti pemerintahan Latvia juga berakhir dan harus segera digelar pemilu untuk menentukan pemerintahan yang baru. Padahal pemilu parlemen selanjutnya dijadwalkan pada Oktober 2014 mendatang.
Namun, Presiden Berzins menyatakan, dirinya akan segera memulai pembahasan soal formasi pemerintah yang baru. Diperkirakan pembahasan akan dimulai pekan depan.
Latvia akan mulai memasuki eurozone dan bergabung dengan negara Uni Eropa lainnya pada 1 Januari 2014 mendatang. Dombrovskis membantah bahwa hal tersebut turut mendasari keputusan pengunduran dirinya. Dia juga membantah spekulasi media bahwa Presiden Berzins yang memintanya mengundurkan diri.
"Saya memiliki banyak pemikiran politis dan konsekuensi moral atas tragedi yang terjadi," ucapnya.
Untuk sementara, Dombrovskis akan menjadi Pelaksana Tugas PM Latvia hingga pemerintahan baru terbentuk. Dia tidak berniat untuk memegang jabatan penting di masa mendatang. Dombrovskis meminta partainya, Unity Party untuk tetap bergabung dengan koalisi meskpun dirinya tidak lagi menjabat.
"Saya mungkin akan kembali bertugas sebagai anggota parlemen, tapi itu memerlukan pertimbangan mendalam," tandas Dombrovskis.
Insiden yang terjadi pada 21 November tersebut merenggut 54 nyawa. Atap supermarket Maxima ambruk saat supermarket tersebut tengah ramai oleh para pembeli. Insiden itu disebut sebagai tragedi terburuk sepanjang sejarah Latvia.
Parahnya, pada 23 November malam, sepertiga bagian atap lainnya kembali ambruk. Presiden Latvia Andris Berzins telah menyerukan adanya penyelidikan cepat dan menyeluruh atas kejadian yang disebutnya sebagai "pembunuhan massal orang-orang tak berdaya".
(nvc/mad)