"Saya lega dan berterimakasih kepada bapak Kapolri dan bapak Kapolda yang telah memberikan izin kepada polwan untuk berjilbab. Saya memang mengharapkan (pakai jilbab)," kata Tati kepada detikcom di Mapolda Metro Jaya, Selasa (26/11/2013).
Tati mengatakan, keinginannya untuk mengenakan jilbab sudah lama. Sejak melaksanakan ibadah haji pada tahun 2008 lalu, niatnya untuk mengenakan jilbab begitu kuat. Namun saat itu ia sadar, karena kedinasannya tidak memungkinkan baginya untuk berjilbab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melaksanakan ibadah haji, Tati sehari-hari mengenakan jilbab. Bahkan, di Polsek ketika berolahraga, Tati mengenakan jilbab.
"Tapi kalau berkantor, dilepas lagi karena saat itu tidak diperbolehkan," katanya.
Sejak terpilihnya Sutarman sejak Kapolri, isu Polwan boleh mengenakan jilbab ini sudah santer terdengar di kalangan Polwan. Sejak saat itu, Tati kemudian mempersiapkan perlengkapan jilbab.
"Untuk kerudungnya, saya beli di Bensat Polres sebesar Rp 65 ribu. Saya baru beli dua, satunya untuk ganti. Kalau seragamnya pakai yang biasa, karena belum ada yang jual seragamnya," imbuhnya.
Dan begitu Sutarman mengumumkan izinnya itu melalui media massa, Tati pun meminta izin kepada Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Susilo Edi. "Kebetulan beliau langsung izinkan saya," imbuhnya.
Tidak hanya Tati yang mengenakan jilbab saat itu. Tiga Polwan lainnya juga langsung mengenakan jilbab.
"Polwan di Polsek cuman ada 12 orang. Ada juga yang pakai jilbab, terutama di pospol Pekayon," kata Tati.
Karena dinasnya sebagai Kasie Humas di Polsek, jilbab yang ia kenakan adalah standar PDH (Pakaian Dinas Harian) yang biasa ia gunakan.
(mei/gah)