Dari pemberitaan media asing, sedikitnya ada dokter di lima negara yang pernah demo. Mereka menuntut kesejahteraan hingga keselamatan saat bekerja.
Berikut aksi protes tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thailand
Nationmultimedia
|
Berawal dari media sosial, mereka mengajak semua tenaga medis untuk mengenakan pakaian serba hitam dengan pita biru.
"Biasanya saya tidak tertarik untuk isu politik, tapi karena RUU ini akan diloloskan di DPR, saya rasa ini tidak benar," ucap Prof Dr Supakorn Rojananin, kepala departemen bedah rumah sakit.
Menkes Thailand Pradit Sinthawanarong tidak melarang aksi ini selama tidak dilakukan oleh pegawai kesehatan pemerintah.
Kanada
Canada Press
|
Para dokter ini berharap tidak ada perbedaan penanganan kesehatan terhadap warga Kanada dan pendatang. Bila keputusan ini berjalan, maka akan terjadi sebuah bencana dalam dunia kemanusiaan.
Alasan pemerintah Kanada untuk memangkas biaya kesehatan bagi pengungsi ini adalah untuk penghematan. Selain itu ada dugaan para pengungsi sengaja datang ke Kanada hanya untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
Slovakia
Rozhlas.sk
|
Aksi protes ini pernah direspons pemerintah setempat. Mereka diminta tidak mogok karena bisa merugikan pasien.
Karena itu, dalam catatan Global Voices Online, hampir 20 persen dokter di SlovakiaΒ memiliki pekerjaan sampingan dalam bidang swasta.
China
AFP
|
Mereka berdemo di rumah sakit Zhejiang sambil membawa spanduk dan poster bertuliskan 'Jamin keselamatan tenaga medis'.
"Kami meminta pemerintah memastikan keselamatan dokter," kata salah seorang pendemo.
Aksi penusukan itu berawal saat seorang pasien yang sedang dirawat menusuk tiga dokter. Satu dokter bernama Wang Yunjie tewas dan dua lainnya terluka.
Penyerangan pasien kepada dokter memang meningkat di China. Ini diduga karena program komersialisasi rumah sakit yang sedang tren di China.
Indonesia
|
Ketua Umum POGI dr Nurdadi Saleh, SpOG menjamin bahwa pasien emergency di rumah sakit tetap akan mendapat pelayanan seperti pada hari Minggu dan hari libur.
"Kami juga minta maaf kepada masyarakat kalau aksi ini akan menimbulkan ketidaknyamanan," kata dr Nurdadi.
Aksi nasional ini digelar POGI sebagai keprihatinan atas penahanan 2 dokter dengan tuduhan malpraktik. Selain dr Ayu ada juga dr Hendry Simanjuntak yang ditangkap lalu ditahan setelah berbulan-bulan berstatus buronan.
Melalui aksi ini POGI berharap Mahkamah Agung mengabulkan permohonan PK (Peninjauan Kembali) atas kasus ini. Dalam sidang sebelumnya di Pengadilan Negeri Manado, para dokter dinyatakan bebas murni, namun di tingkat kasasi ketiganya dinyatakan bersalah.
Selain aksi tidak praktik seharian dari POGI, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga beredar imbauan bagi para dokter di seluruh Indonesia untuk melakukan tafakur dan berdiam diri pada 27 November 2013. Pada hari itu pula, akan ada aksi turun ke jalan yang dilakukan sejumlah dokter di berbagai daerah di Indonesia.
Halaman 2 dari 6