3 Motif PDIP 'Menggantung' Jokowi

3 Motif PDIP 'Menggantung' Jokowi

- detikNews
Senin, 25 Nov 2013 11:35 WIB
Jakarta - Elektabilitas Jokowi tak terbendung. Pencapresan Jokowi juga disurvei mampu mendongkrak elektabilitas PDIP memenangi Pemilu 2014. Namun Jokowi hanya 'digantung', tanpa kepastian jadi capres PDIP.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi yang merilis hasil surveinya pada Kamis (21/11) kemarin, sudah menunjukkan Jokowi sebagai capres paling dikenal dan disukai. Tak hanya itu, Jokowi juga merupakan capres top of mind (paling dikenal), di mana ada 18% responden yang mengenal Jokowi, diikuti Prabowo Subianto (6,9%), dan Aburizal Bakrie (5,7%).

Namun ada hasil survei yang lebih menarik lagi, yakni pencapresan Jokowi menjadi jaminan kemenangan PDIP di 2014. Hasil survei Burhanudin Muhtadi tersebut memperkirakan PDIP bakal meraih 37,8% suara jika PDIP dicapreskan. PDIP berada di rangking satu di atas Golkar (14,6%), dan Gerindra (6,6%).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil survei politik yang selama ini menunjukkan 'kesempurnaan' Jokowi tak membuat PDIP memperjelas nasib politik Jokowi. Alih-alih memberi sinyal deklarasi pencapresan Jokowi, PDIP lebih senang 'menggantung', memanfaatkan elektabilitas Jokowi untuk mendongkrak suara partai, tanpa memberi jaminan pencapresan Jokowi. Kenapa PDIP memilih menggantung Jokowi?

"Pertama, PDIP ingin melihat apakah popularitas Jokowi bertahan sampai sampai Pemilu legislatif tahun depan," kata pengamat politik yang juga Direktur Lembaga Survei Indo Barometer, M Qodari, kepada detikcom, Senin (25/11/2013).

Alasan kedua adalah PDIP mencoba mengamankan Jokowi. Karena lonjakan elektabilitas Jokowi sejaligus menjadikan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai 'sasaran tembak'.

"Kedua, PDIP tidak ingin Jokowi jadi sasaran tembak para kompetitor politik. Dan alasan ketiga, mungkin Ibu Mega masih mau nyapres lagi tahun depan," katanya.

Lalu sampai kapan Jokowi 'digantung'? Apakah PDIP akan benar-benar mencapreskan Jokowi yang elektabilitasnya tak terbendung, ataukah hanya memanfaatkan Jokowi untuk mendongkrak suara partai dan kemudian mengantar sekali lagi pencapresan Mega?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads