Nama Rosales pernah menjadi pemberitaan karena dia diadili dalam kasus pembunuhan balita berusia 2 tahun yang merupakan keponakannya. Pada tahun 2008 lalu, hakim AS menyatakan Rosales bersalah atas dakwaan pembunuhan dan dihukum mati.
Namun pada tahun 2011, hakim membebaskannya dari hukuman mati. Demikian seperti dilansir news.com.au, Jumat (22/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaringan televisi AS, TLC menayangkan dokumenter Rosales yang menunjukkan kegiatannya sehari-hari dengan penampilan barunya. Mulai dari pergi berbelanja di supermarket, mencari pekerjaan dan hal-hal lain, yang sama sekali tidak bisa dilakukan ketika beratnya masih setengah ton.
Dulu, dia harus dibawa dengan ranjang beroda karena tidak mampu berjalan sendiri. Tubuhnya dulu bahkan tidak muat untuk masuk ke dalam ambulans. Rosales pun terdorong untuk menurunkan berat badannya karena takut mati.
"Pada titik ini, jika hal ini tidak berubah, saya akan mati," ucapnya.
Ironisnya, ketakutannya tersebut juga mendorongnya untuk membuat pengakuan soal kematian keponakannya. Pengadilan membebaskannya karena dia dianggap terlalu berat untuk bisa bergerak mendekati keponakannya dan menindihnya hingga tewas seperti pengakuannya.
Saudara perempuan Rosales, yang juga ibunda korban rupanya yang melakukan penganiayaan terhadap anaknya sendiri. Ternyata Rosales sengaja memberi keterangan palsu untuk melindungi saudaranya. Kini, saudara perempuan Rosales tengah menjalani masa hukuman selama 15 tahun di penjara.
"Saya pikir toh saya sudah sekarat, jadi saya memutuskan untuk mengaku bersalah demi melindungi saudara perempuan saya karena saya menyayanginya," tuturnya.
Kini, Rosales yang berusia 32 tahun ini mendapat kesempatan kedua untuk hidup. Dia menuturkan keinginannya untuk hidup sehat agar bisa mengadopsi dan merawat keponakan-keponakannya.
(nvc/ita)