Belum Ada Tanda-tanda PM Abbott Akan Minta Maaf pada SBY

Belum Ada Tanda-tanda PM Abbott Akan Minta Maaf pada SBY

- detikNews
Kamis, 21 Nov 2013 12:54 WIB
Canberra, - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott hingga kini tak menunjukkan tanda-tanda akan meminta maaf kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atas isu penyadapan. Padahal para anggota parlemen negeri itu terus mendesak Abbott untuk segera minta maaf.

Terlebih lagi pemerintah RI kini telah menghentikan kerja sama dengan Australia menyangkut penyelundupan manusia dan menghentikan semua patroli militer gabungan, latihan militer gabungan dan pertukaran intelijen.

Namun sejauh ini, seperti dilansir ABC.net.au, Kamis (21/11/2013), tak ada indikasi PM Abbott akan menyampaikan permintaan maaf. Meski ditegaskannya bahwa dirinya akan melakukan semua yang dia bisa untuk memperkuat hubungan kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sikap PM Abbott ini didukung oleh mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Alexander Downer. Kepada media ABC, Downer menekankan, Australia tak berutang penjelasan rinci kepada Indonesia mengenai aktivitas spionasenya.

Menurut Downer, prioritas Abbott adalah untuk mempertahankan aset-aset intelijen Australia.

Namun pemimpin Oposisi Australia Bill Shorten mendesak Abbott untuk mengambil langkah positif mengingat seriusnya masalah penyadapan ini.

"Seriusnya masalah ini, atau perasaan tersinggung yang dirasakan teman-teman Indonesia kita, berarti bahwa kita harus melipatgandakan upaya-upaya kita untuk kembali ke dialog positif dan konstruktif antara pemerintahan kita," tegasnya.

Senada dengan itu, pemimpin Partai Hijau, Christine Milne mengatakan, PM Abbott perlu untuk menelepon langsung Presiden SBY. Jika tidak, ketegangan kedua negara akan terus meningkat.

"Tony Abbott -- dengan tidak mengintervensi dan menghubungi langsung presiden -- berarti membiarkan situasi ini memburuk," katanya.



(ita/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads