“Itu kelalaian pedagang bukan kecolongan. Selama ini tidak pernah terjadi begitu. Kami bisa jamin, karena ini kan selalu kami kunci dan jaga terus. Tapi kalau kejadiannya siang dan saat pedagang buka kios, ya itu kelalaian,” kata Rizal kepada detikcom Senin (18/11) kemarin.
Rizal mengaku sempat berada di tempat kejadian, ketika terjadi keributan karena ada pedagang kemalingan. Saat itu dia sedang tidak piket berjaga, tapi ada di TKP karena kebetulan datang ke kios istrinya yang juga ada di lantai 3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Mohamad Warno, Kepala SubSeksi Keuangan Blok G mengaku belum mendapat laporan resmi tentang adanya kasus pensurian tersebut.
“Katanya orang ini tinggalin barang dagangan dia waktu sholat, kalau memang benar seperti itu, ya berarti kelalaian. Kalau yang ibu itu, dia bilang kunci tidak rusak, kalau yang namanya kemalingan kan minimal ada kerusakan,” kata dia kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Senin (18/11).
Menurut Warno, meski termasuk kelalaian pedagang, pihaknya tetap merespon, antara lain dengan meningkatkan keamanan di blok G. “Sebenarnya itu (penyeberangan) kami buat untuk memperbanyak akses, tapi jadi begini. Sekarang kami tingkatkan keamanan di blok G selama 24 jam,” kata Warno.
Ihwal maling yang beraksi di lantai 3 blok G, ada perbedaan versi antara satpam dan pengelola. Rizal menyatakan hanya ada satu kejadian, yakni peristiwa yang dialami Desi alias Desmayanti, 37 tahun.
Dia mengatakan tidak tahu ada juga pedagang yang kemalingan dua hari sebelumnya. “Kalau ada, dan dia melapor, pasti disampaikan ke saya,” kata Rizal. Sementara menurut Warno, yang benar kemalingan justru seorang pedagang pria pada Sabtu dua pekan lalu.
(erd/erd)