Dalam buku Suhartono 'Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan' terbitan PT Kompas Media Nusantara yang dikutip detikcom, Selasa (19/11/2013), sang anak Didit menuturkan ceritanya.
Hoegeng justru meminta agar pengurus Bhayangkari untuk melakukan pemilihan. Nah, pada masa itu ketua umum Bhayangkari diisi bukan oleh istri Kapolri. Tak ada foto Meri terpampang di Mabes Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng juga amat sayang kepada istrinya itu. Saat meninggal pada 2004 lalu, Kapolri di era 1968-1971 ini berwasiat agar tak dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata.
"Kalau Hoegeng dimakamkan di Kalibata, Meri tak bisa dimakamkan di samping saya. Hoegeng ingin Meri selalu mendampingi," ujar Didit menirukan ucapan ayahnya.
Masih banyak kisah humanis dari seorang Heogeng yang dituturkan di buku karya Suhartono itu. Pastinya, apa yang dilakukan Hoegeng membuat decak kagum, bak manusia setengah dewa.
(fdn/ndr)