Kisah Jenderal Hoegeng yang Tak Mau Dikalahkan Datang Paling Pagi

Kisah Jenderal Hoegeng yang Tak Mau Dikalahkan Datang Paling Pagi

- detikNews
Senin, 18 Nov 2013 07:19 WIB
Sampul buku "Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan"
Jakarta - Kisah Hoegeng Imam Santoso masih dibicarakan banyak orang saat ini. Hoegeng yang pernah menjabat Kapolri itu menunjukkan keteladanan dari kejujuran dan kerja keras.

Cerita soal pria yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 ini diangkat dalam sebuah buku berjudul "Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan" karya Suhartono.

Hoegeng diketahui sosok yang disiplin. Dia selalu datang lebih pagi. Ini yang ditunjukkan Hoegeng ketika menjabat Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu dia dilantik menjadi menteri di Kabinet Dwikora III oleh Presiden Soekarno pada tanggal 27 Maret 1966 di Istana Negara. Cerita soal kedisiplinan Hoegeng dikisahkan mantan sekretarisnya Soedharto Martopoespito.

Kala itu jam kerja di lingkungan Sekretariat Negara (Setneg) dimulai pukul 07.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 14.00 WIB. Pada hari pertama menjabat, Hoegeng rupanya datang lebih dulu dari jam kerja.

"Selamat pagi Mas Dharto" sapa Hoegeng kepada Dharto yang datang beberapa menit sebelum pukul 07.00 WIB. Disapa atasannya, Dharto terkejut dan malu.

Esoknya Dharto berusaha datang lebih awal, namun Hoegeng ternyata selalu 'mengalahkannya; dengan datang lebih pagi. Hoegeng saat itu tinggal di rumah sewaannya di Jalan Madura, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada suatu hari Dharto pun bertekad mengalahkan bosnya datang lebih cepat. Setelah mengantar ibunya ke Stasiun Gambir pukul 05.00 WIB, Dharto kemudian langsung ke kantor.

Hari itu, Dharto menang. Dia bisa menyapa Hoegeng yang datang lebih lambat daripada dirinya. Tapi karena tak mau dikalahkan, keesokan harinya dia datang lebih pagi lagi yakni pukul 05.30 WIB.

Hoegeng berhasil menyapa lebih dulu sekretarisnya. "Selamat pagi Mas Dharto," begitu sapa Hoegeng seperti dikisahkan dalam buku ini. Sejak saat itu Hoegeng selalu datang pukul 05.30 WIB sambil meminta Dharto datang seperti biasa atau beberapa menit sebelum jam kerja dimulai.

Dari kebiasaan ini, Dharto mulai mengenal sosok Hoegeng sebagai pimpinan yang disiplin dan ramah.


(fdn/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads