"Informasi terkini dari tim dokter, ketiga warga sipil selamat yang dirawat di RSUD Tarakan semakin membaik," kata Kapendam VI Mulawarman Kolonel Inf Legowo WR Jadmiko saat dihubungi detikcom, Kamis (14/11/2013) malam.
Ketiga korban selamat berasal dari Desa Apauping, Malinau. Mereka adalah Albert Daud, Fredy Usang serta Desem Njuk. Pasca insiden jatuhnya heli itu, mereka mengalami luka bakar ringan hingga serius. Namun demikian, sambung Legowo, mereka dengan segera dievakuasi dan mendapat pertolongan medis.
"Tim dokter terus berupaya memulihkan ketiga warga Apauping yang selamat. Soal biaya rumah sakit, Pemkab Malinau sudah memberikan bantuannya," sebut Legowo.
Ditanya proses identifikasi 13 jenazah korban tewas, Legowo menjelaskan proses identifikasi melalui tes DNA yang dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kaltim hingga memasuki hari kelima pasca kejadian masih berlangsung di RSUD Tarakan.
"Bahkan tim dokter forensik jemput bola, mendatangi keluarga korban meninggal ke Desa Apauping untuk mengambil data. Jemput bola ke sana karena keterbatasan angkutan pesawat dan juga mempertimbangkan kondisi cuaca dari Tarakan ke Apauping," terang Legowo.
"Dari anggota keluarga prajurit TNI dan warga Apauping untuk korban meninggal, juga ada yang sementara berada di Tarakan. Semua dilakukan profesional untuk menghindari adanya keluhan dikemudian hari," tutup Legowo.
Heli MI-17 mengangkut total 19 orang milik TNI AD, Sabtu (9/11/2013) pagi lalu jatuh di perbatasan Malinau dengan Sarawak, Malaysia, dan menewaskan 5 prajurit TNI serta 8 warga sipil di lokasi kejadian. Sedangkan 6 orang korban selamat berhasil dievakuasi beberapa jam usai kejadian.
Heli tersebut jatuh saat akan mendarat di lapangan terbuka yang berada dekat dengan pos Pamtas Malaysia. Diduga, Heli kehilangan tenaga saat akan mendarat.
Heli itu membawa logistik untuk misi membangun pos Pamtas RI-Malaysia di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Keterlibatan warga sipil adalah untuk membantu membangun pos TNI yang menjadi garda terdepan pengamanan perbatasan. Namun belakangan jumlah korban bertambah menjadi 14 orang setelah salah seorang warga sipil, menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (11/11) lalu.
(trq/tfn)