Saksi Kunci Pembunuhan Pengamen Cipulir Bersaksi di PN Jaksel

Saksi Kunci Pembunuhan Pengamen Cipulir Bersaksi di PN Jaksel

- detikNews
Kamis, 14 Nov 2013 18:18 WIB
Jakarta - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar persidangan kasus pembunuhan pengamen Cipulir. Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi dari pihak terdakwa ini menghadirkan 3 orang saksi, salah satunya saksi kunci.

Ian, saksi pertama yang dihadirkan merupakan saksi kunci yang mengetahui dengan pasti motif dan penyebab terbunuhnya korban Dicky Maulana pada 29 Juni 2013 tersebut. Dalam persidangan yang digelar pukul 15.00 WIB itu, dengan yakin dia mengatakan bahwa pelaku yang sebenarnya bukanlah terdakwa Andro dan Nurdin.

"Saya yakin mereka bukan pelakunya karena saya tahu persis siapa yang melakukan pembunuhan terhadap Dicky," jelasnya saat bersaksi di depan majelis hakim di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Kemang, Jaksel, Kamis (14/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di depan majelis yang diketuai hakim Suwandi, Ian menceritakan awal mula terjadinya pembunuhan terhadap Dicky Maulana. Pada 29 Juni pukul 01.00 WIB dini hari, Ian bertemu dengan korban yang memakai sepeda motor Mio bersama temannya, Jubaidi. Tak lama setelah itu, dia bersama Jubaidi, korban, Brengos, Charli, dan Iwan berkumpul di depan rumah Ian di daerah Petukangan.

"Nggak lama saya sama Jubaidi ke warung beli ciu (minuman keras). Di sana Jubaidi bilang ke saya kalau si korban itu rese dan songong. Lalu Jubaidi bisikin sesuatu ke saya 'kita ambil motornya yuk, lalu kita matiin dia'," jelas Ian.

Namun Ian menolak ajakan tersebut dengan alasan dirinya tidak pernah membunuh orang. Jubaidi kemudian berkata, 'gampanglah itu kalo matiin'. Tak lama kemudian mereka berdua kembali ke lokasi berkumpul.

"Lalu habis minum, korban ngajak nodong di jembatan Cipulir. Ya udah, kita pakai motor ke sana dengan korban yang ngeboncengin Jubaidi, saya bersama Brengos naik motor juga," jelasnya.

Sesampainya di bawah jembatan Cipulir, korban yang diikuti Brengos dan Jubaidi masuk ke bawah kolong jembatan, sementara Ian bertugas untuk berjaga-jaga di atas jembatan. Tak lama setelah itu Ian mendengar suara teriakan yang berbunyi 'ampun, astaghfirullahalaziim' yang diyakini berasal dari suara si korban.

"Nggak lama, Brengos naik ke atas dengan tangan terbacok. Sementara Jubaidi masih bersama korban di kolong jembatan. Saya lihat tangannya penuh darah dan jempolnya hampir putus. Brengos kemudian ajak saya ke Rumah Sakit untuk mengobati tangannya," paparnya.

Beberapa hari setelah itu, Brengos dan Jubaidi kembali bertemu dengan Ian. Disana Ian mendengar percakapan antara Brengos dan Jubaidi yang menyatakan bahwa korban sudah mereka habisi. Sementara sepeda motor milik korban direncanakan untuk dijual ke salah satu teman mereka dengan harga Rp 1 juta.

"Brengos jual motor dengan harga Rp 1 juta. Uangnya nggak sempet dibagi karena besoknya Jubaidi langsung kabur. Brengos juga, terakhir saya tahu dia ada di Jawa," aku Ian.

"Jadi terdakwa Nurdin dan Andro saat itu tidak berada di tempat?" tanya kuasa hukum Johannes Gea kepada Ian.

"Tidak ada. Karena setahu saya mereka berdua ada di warung panjang (parung)," tuturnya.

"Jadi mereka bukan pelaku pembunuhan atas Dicky Maulana?" tanya Gea lagi.

"Bukan. Yang melakukan adalah Brengos dan Jubai," paparnya.

Dalam persidangan tersebut Ian mengaku memberanikan diri untuk memberikan kesaksian karena merasa bersalah kepada terdakwa Andro dan Nurdin yang didakwa melakukan pembunuhan yang tak pernah mereka lakukan.

"Pada saat itu saya tahu mereka nggak bunuh, tapi saya takut bilang sehingga saya sempat kabur ke Bekasi. Tapi saya menyesal, di facebook saya minta maaf kepada Rere (istri Nurdin), karena saya, anak-anak pada kena," akunya.

"Saya tahu resikonya (bersaksi), mungkin saya akan dipenjara tapi saya siap mempertanggungjawabkan semuanya," ujarnya mantap.

(rni/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads