Pengacara bernama Keith Jefferies ini menyampaikan pernyataan kontroversial tersebut ketika membela kliennya di Pengadilan Distrik Wellington. Jefferies mewakili kliennya, George Pule, yang seorang penjaga kelab malam di Wellington.
Korbannya adalah seorang wanita berusia 20 tahun. Surat kabar setempat, Dominion Post, melaporkan bahwa korban tengah mabuk ketika terdakwa datang mendekatinya dan mengajaknya masuk ke dalam kelab malam. Namun ternyata terdakwa membawa korban ke sebuah gang sepi dan memperkosanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa dia tidak melakukan itu? Alasan dia tidak melakukannya karena hubungan seks itu dilakukan atas dasar suka sama suka, semudah itu," imbuhnya.
Dominion Post mengutip pernyataan jaksa penuntut Geraldine Kelly yang menyatakan bahwa korban tidak melakukan perlawanan karena dia takut terhadap terdakwa.
"Tidak, dia tidak melakukan perlawanan, dia tidak berteriak minta tolong, dia tidak berlari ke jalanan sambil berteriak 'Pemerkosaan!' Tapi ini bukanlah acara televisi Amerika, ini adalah kehidupan nyata. Dia (korban) ketakutan, dan dia tidak ingin membuat situasi semakin buruk," jelas Kelly dalam sidang yang sama.
Menanggapi pemberitaan, Jefferies mengakui bahwa dirinya memang melontarkan pernyataan tersebut. Namun dia menegaskan bahwa pernyataan tersebut hanya merupakan bagian dari pembelaan bagi kliennya dalam sidang dan tidak merefleksikan pandangan pribadinya. Dia berargumen bahwa pernyataannya dikutip di luar konteks. Dia juga meminta publik untuk memahami pernyataannya secara keseluruhan, bukan sepotong-potong.
"Jika memang ada hal yang salah, tentu saya sudah ditegur oleh hakim atau jaksa," ucapnya kepada radio setempat.
Namun di sisi lain, pernyataan Jefferies tersebut telah menuai kecaman dari aktivis wanita setempat. Natalie Gousmett dari Wellington Rape Crisis Centre menyebut pernyataan tersebut sangat mengerikan.
"Ini merupakan contoh komentar yang berusaha menyalahkan korban dalam pemerkosaan, yang akhir-akhir ini mulai banyak muncul. Ini jelas-jelas sangat menyinggung dan merendahkan korban dan keluarganya," sebut Gousmett.
(nvc/nrl)