Jokowi Disebut Tak Lepas dari Kegiatan Klenik

Klenik di Panggung Politik

Jokowi Disebut Tak Lepas dari Kegiatan Klenik

- detikNews
Kamis, 14 Nov 2013 15:44 WIB
Masjid As Salafiyah di Jatinegara, Jakarta Timur, merupakan masjid tua yang kokoh berdiri dikelilingi puluhan makam. Di masjid inilah diklaim Pangeran Jayakarta beserta keturunannya dimakamkan. (Fotografer : Pool)
Jakarta - Di era serba modern sekarang, peran dukun atau paranormal yang kerap diidentikkan sebagai penasehat spiritual juga tak kalah banyak digunakan ketika mengambil keputusan politik.

Banyak politikus mulai dari tingkat paling bawah hingga tertinggi pergi mencari tuah ke dukun. Bahkan ada yang mempunyai penasihat spiritual pribadi yang menurut sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) JJ. Rizal termasuk bagian dari klenik. “Lihat saja kenapa dukun-dukun itu jadi begitu kaya,” kata Rizal kepada detikcom, Kamis (14/11).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), yang kenal sebagai bagian dari demokrasi dan mengusung program Jakarta Baru, ternyata juga disebut tak lepas dari aktivitas klenik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizal menceritakan bagaimana Jokowi masih melakukan tradisi Gubernur DKI Jakarta yang secara rutin menyekar ke makam Pangeran Jayakarta. “Sebelum naik jadi Gubernur DKI kan dia ke makam Pangeran Jayakarta juga, padahal itu bukan makan Pangeran Jayakarta,” kata dia.



Tindakan Jokowi, dalam pandangan Rizal sukar dikatakan berkaitan dengan suatu sejarah. Sebaliknya, justru lebih condong sebagai bagian dari politikus kontemporer Indonesia, yang lekat dengan hubungan supranatural. "Orang-orang penting" yang telah meninggal dipercaya bisa memberikan berkah, perlindungan, nasihat dan bahkan kekuatan politik.

Praktik klenik para politisi ini, menurut Rizal, timbul karena tidak percaya diri dan demi menutupi kekurangan serta kegagalan kaderisasi partai. “Mencoba mencari alat legitimasi melalui kegiatan klenik. Ini fenomena yang terjadi ketika negara mengalami krisis dan peradaban yang sangat rendah dalam dunia politik.”

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Dede Ismail menilai salah satu penyebab calon legislator mendatangi dukun politik adalah karena kurangnya rasa percaya diri dan ingin cara yang singkat dengan cukup membayar satu orang saja yaitu dukun politik tersebut.

"Padahal manusia itu tidak bisa melakukan apa-apa tanpa izin yang di atas," tegas dia saat dihubungi detikcom, Rabu (13/11).

Anggota DPRD Provinsi Banten, Ivan Aji mengatakan praktik dukun politik dan caleg, maupun lurah, camat, ataupun bupati dan gubernur memang ada.

“Ada, pasti ada. Cuma, gini, saya pernah juga mendengar adanya beberapa dukun yang ceritanya lihat saja di hari H, bisa mengerahkan makhluk-makhluk gaib sehingga suara dia akan banyak, pernah juga saya mendengar itu, tapi menurut saya itu bohong lah,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (13/10).

(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads