Sebab, para politikus tak hanya menggunakan jimat dan keris untuk kepentingan politik tapi juga untuk bisa "membentengi" diri dari jeratan kasus hukum.
Ketika seseorang terjerat kasus korupsi, ada saja upaya untuk mempengaruhi jalannya proses hukum dengan mengirim kekuatan gaib ke lembaga antikorupsi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu benar, ada yang dari Banten dan mengaji di ruang wartawan, dia bilang akan doakan KPK supaya tidak ada santet. Tapi cerita itu juga dari cerita teman-teman media,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi ketika dihubungi detikcom, Rabu (13/11).
Johan juga mendapat informasi ada orang yang berupaya menaburi kantor KPK dengan garam. “Ada informasi itu, tapi kita enggak tahu maksudnya untuk apa,” ujar dia. Konon, garam yang ditabur mengelilingi kantor KPK itu bertujuan untuk membebaskan orang yang sedang ditahan di rumah tahanan KPK melalui ritual klenik.
Sebelumnya, ketika menelusuri kasus korupsi dan pencucian uang yang dilakukan Inspektur Jenderal Djoko Susilo, KPK menemukan koleksi keris Djoko. Beredar informasi petugas KPK sempat ogah menyentuh koleksi itu dan batal menyita karena tak mau terkena jimat mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI itu.
Johan membenarkan penyitaan keris memang batal dilakukan. Tapi, menurut dia hal itu bukan karena isu jimat dalam keris Djoko. “Waktu kita melakukan penyitaan kerisnya enggak disita karena enggak ada ukuran nilainya, itu kan enggak tahu kita enggak ada perbandingannya,” ungkap Johan mencoba menjelaskan.
Informasi yang dihimpun detikcom, kejadian mistis lain juga pernah terjadi di KPK saat mendadak penghuni di salah satu lantai sakit. Pada pagi hari sebelum kejadian itu, entah mendapat kiriman dari siapa, tiba-tiba di salah satu sudut ruangan KPK ada bungkusan kain putih. Ketika dibuka, bungkusan kain itu berisi kulit kambing dengan tulisan huruf Arab.
Ketika dikonfirmasi, Johan mengungkapkan bungkusan itu ditemukan sekitar tahun 2009-2010. “Itu sudah lama, saya lupa pas kasus apa. Pernah Satpam menemukan itu bungkusan putih di dekat kantor, kemudian ada juga yang kulit kambing dengan tulisan Arabnya,” kata Johan.
(brn/brn)