"Sebagai wacana normal saja muncul beberapa nama, tapi tentu ada waktunya diproses dan mengarah satu nama. Saya berpendapat penetapan cawapres partai golkar sebaiknya dilakukan setelah pileg," kata Akbar Tanjung.
Hal itu disampaikan usai menjadi pembicara di Seminar Sespimma Angkatan 50 di balai besar Sespimma Polri Jl Ciputat Raya 40, Kebayoran Lama, Jaksel, Kamis (14/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan akan diketahui apakah Partai Golkar itu bisa calonkan presiden secara langsung. Kalau Golkar bisa calonkan capres relatif lebih mudah menetapkan cawapres," ujarnya.
"Kita bisa leluasa melihat nama yang muncul begitu juga capres golkar lihat dari sekian nama itu punya kecocokan cemistry sebagai cawapres, disitu finalnya," imbuh Akbar.
Ia kemudian menyebut beberapa nama yang memang belakangan sering muncul diwacanakan sebagai cawapres Ical.
"Sebagai wacana bagus saja ada beberapa nama yang tadi ditanya seperti Pak Karwo, Mahfud MD, Khofifah, itu orang-orang yang bisa dikategorikan calon pemimpin," ucap mantan ketua DPR itu.
Soal kriteria cawapres Akbar menyerahkan kepada Ical, namun ia memberi garis besar bahwa cawapres harus orang yang menambah elektabilitas.
"Apakah wakinya sipil, bisa jadi dasar pertimbangan. Dia latar belakang dunia usaia ini jadi pertimbangan bagaimana bisa cari wakilnya yang memperkuat apa yang dimiliki. Dengan demikian menambah elektabilitas," lanjutnya.
(bal/van)