"Jokowi adalah contoh pemimpin melayani, dengan blusukannya adalah cara membangun jembatan komunikasi antara pemimpin dengan rakyat. Dengan blusukan lalu pulang memikirkan dan memutuskan apa yang terbaik untuk rakyat," kata Jampidum Mahfud Manan.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara di Seminar Sespimma Angkatan 50, di balai besar Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri, Jl Ciputat Raya 40, Kebayoran Lama, Jaksel, Kamis (14/11/2013). Hadir sekitar 100 peserta dari Polri, Kejaksaan, Kemenkum HAM, dan Kemendagri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam seminar kepemimpinan itu, Mahfud juga menjabarkan pemimpin harus jadi motivator dan peka terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Termasuk siap dikritisi dan dikoreksi atas kebijakan dan keputusan yang diambil.
"Pemimpin yang amanah juga harus tulus dan ikhlas. Ini harus dibedakan pemimpin yang tulus dan pencitraan. Sekarang ramai-ramai orang disodorkan pemimpin yang dicitrakan supaya yang bersangkutan layak dipilih," lanjutnya.
Selain mencontohkan Jokowi, Mahfud juga menyebut seorang pemimpin harus sederhana namun tegas. Ia mencontohkan Wakil Ketua KPK Busyro Muqaddas.
"Pak Busyro beliau sangat tegas dalam mengambil keputusan tapi sangat sederhana," ucapnya.
Ia lalu menyimpulkan penyampaiannya dengan menyebut pemimpin bukan jabatan melainkan tindakan. "Bisa saja orang tak memiliki jabatan apa-apa, tapi setiap kalian adalah pemimpin. Bukan cuma Kapolres, Kapolda atau Kapolri," ujar Mahfud.
(bal/rmd)