Boediono memberikan kuliah umum ST. Lee di HC Coombs Lecture Theatre Building 8, Australian National University, Canberra, Rabu (13/11/2013). Ada sekitar 300 undangan yang hadir, terdiri para mahasiswa dan dosen ANU. Nah, salah seorang wanita yang duduk di barisan media, ada yang bertanya langsung tentang isu penyadapan dan pencari suaka yang sedang hangat belakangan ini.
Boediono pun menjawabnya dengan tenang. Sambil tersenyum dia menegaskan, hal yang paling penting saat ini adalah fokus pada hubungan jangka panjang kedua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pria yang baru saja bertemu dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott ini, Indonesia dan Australia adalah tetangga yang didasarkan oleh takdir. Hubungan kedua negara juga sudah berlangsung secara intens.
"Hal yang terjadi belakangan ini, terjadi juga dulu. Dan saya yakin ini akan selesai, selama dua belah pihak ada niat baik," terangnya.
Wapres tak mau bicara lebih detail soal kedua isu tersebut. Dia menyerahkan pada para pejabat berwenang untuk membahasnya. Yang jelas, soal isu penyadapan, Indonesia sudah menyampaikan keberatannya ke Australia. Ke depan, semoga hal ini tidak terulang.
"Bagaimana caranya agar ke depan ada jaminan bahwa pengumpulan informasi intelijen tidak akan digunakan untuk melawan satu sama lain," tutup Boediono yang disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
(mad/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini