"Kita nyeletuk saja.Setelah bahas konflik Myanmar sampai ada pembicaraan kita mau bikin aksi itu," kata Ovie yang jadi saksi untuk terdakwa Sefa Riano alias Mambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2013).
Rencana meledakan bom di Kedubes Myanmar dilakukan karena Mambo Cs merasa prihatin dengan kondisi muslim Rohingya. "Wanita-wanita diperkosa disuruh murtad masuk Buddha, kalau ngga mau, dibunuh. Kami solidaritas membela mereka," tutur Ovie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bikin bubuk mesiu, cuma buat basic," ujarnya.
Pada 28 April 2013, ketiganya kembali bertemu di kontrakan Sigit di Pamulang. "Untuk pematangan rencana (bom) Myanmar," sebut Ovie. Pertemuan kemudian dilanjutkan pada 1 Mei 2013 di kontrakan Mambo di Jalan Bangka, Jaksel.
Di kontrakan Mambo, mereka membuat bom paralon dan pipa besi. Pematangan rencana pengeboman seharusnya dilakukan pada pertemuan 3 Mei 2013 di Bundaran Hotel Indonesia.
Namun belum sempat bertemu, Ovie dan Mambo ditangkap tim Densus 88/Antiteror pada 3 Mei 2013, sekitar pukul 21.00 WIB. Ovie saat ditangkap membawa 5 bom pipa rakitan di tasnya.
(fdn/rmd)