Kalimat 'bantahan' tersebut dilengkapi dengan gambar Ibu Tien yang merupakan isteri mantan Presiden Soeharto.
Bunyi bantahan tersebut adalah, "Tak kandhani yo le, ndhuk. Ojo pisan-pisan percaya karo omongane bojoku!!! Jamanne bojoku ki babar blas. ORA PENAK!!!.
(Saya bilangin ya, jangan sekali-kali percaya sama omongan suami saya!!!. Zaman suami saya itu sama sekali TIDAK ENAK).
Berbeda dengan 'Isih penak jamanku to..? yang sudah muncul dalam berbagai bentuk media. Seperti repro foto, stiker, poster, T-Shirt, hingga gantungan kunci. Bantahan 'Ibu Tien Soeharto' baru beredar di sejumlah tempat dalam bentuk spanduk atau di bagian belakang sebuah truk.
Amin (37 tahun), seorang pedagang kaus di kawasan Blok M, Jakarta Selatan mengatakan ada juga stiker dan kaus bantahan 'Ibu Tien Soeharto'. "Dua hari lalu ada kaus dan stiker Ibu Tien. Tapi permintaanya sedikit," kata dia kepada detikcom, Senin (11/11) kemarin.
Sementara kaus 'Isih enak jamanku to...? sejak dibuat pada Februari lalu permintaanya terus meningkat. Ridwansyah (35 tahun) pedagang lainnya mengatakan desain yang ditampilkan di kaus Soeharto menggunakan jargon bahasa Jawa yang lucu dan tidak kaku. Pembeli dari kalangan biasa seperti mahasiswa hingga karyawan kantoran menyukai baju ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada desain, yang kebanyakan justru terjadi di luar desain. Itu ada yang mendesain tapi hasilnya di luar dugaan yang membuat,” kata Sujiwo kepada detikcom Senin (11/11) kemarin.
Meski terkesan nyeleneh dan hanya sebagai bahan guyonan, sambutan masyarakat atas atribut yang menyanjung Soeharto itu kian marak. Fenomena ini menurut Sujiwo mirip dengan saat baju kotak-kotak Jokowi, -kini Gubernur DKI Jakarta-, populer di masyarakat Jakarta.
Masyarakat pedagang berlomba-lomba menjual kemeja ini karena peminatnya tinggi. “Ini (kaus Soeharto) kan gerakannya masif sekali sama seperti kemeja Jokowi. Mungkin betul yang mendesain para pecinta Soeharto. Dana mereka kan tidak terbatas. Tinggal ke sopir truk, tukang sablon bisa kan,” kata Sujiwo.
(erd/erd)