Ini Penjelasan Istana Soal Pola Peliputan Baru dalam Kegiatan Presiden SBY

Ini Penjelasan Istana Soal Pola Peliputan Baru dalam Kegiatan Presiden SBY

- detikNews
Selasa, 12 Nov 2013 17:57 WIB
Jakarta - Dua hari terakhir kegiatan Presiden SBY di Istana Negara tidak terlalu padat. Dalam sehari, setidaknya ada dua agenda yang diikuti langsung oleh Presiden SBY baik di kantornya maupun di Istana Negara.

Dua hari terakhir ini--Senin (11/11) dan Selasa (12/11)-- terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Sebab, acara-acara yang diikuti Presiden SBY berjalan tertutup dari peliputan media.

Pada Senin pukul 13.00 WIB, Presiden SBY menerima pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kantornya. Agendanya adalah penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester I (IHPS 1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti biasanya, para awak media dari televisi dan fotografer diperkenankan untuk mengambil gambar awal pertemuan tersebut. Usai pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam, Ketua BPK Hadi Purnomo menggelar jumpa pers.

Tidak ada keterangan dari Presiden SBY selain dari Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha terkait pertemuan tersebut. Sorenya sekitar pukul 15.00 WIB, Presiden SBY bertemu dengan anggota ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) di Istana Negara.

Presiden menerima penghargaan Honorary Patron Medal karena dinilai telah mendorong pembangunan berkelanjutan di negara-negara ASEAN. Pertemuan ini juga berlangsung tertutup. Hanya beberapa menit pembukaan oleh Ketua AFEO, Bobby Gafur Umar, para wartawan digiring keluar oleh para pegawai dari biro pers Istana.

Hari ini, pada pukul 11.00 WIB, Presiden SBY bertemu dengan Walikota Kesennuma Jepang di Kantor Presiden. Pertemuan juga digelar secara tertutup. Walikota Kesennuma sempat menggelar jumpa pers bersama wartawan.

Sore harinya pada pukul 14.00 WIB, Presiden SBY menggelar silaturahim dengan Forum Keberagaman Umat Beragama (FKUB) di Istana Negara. Baru sepatah dua patah kata pembukaan dari Menteri Agama Suryadharma Ali, lagi-lagi para staf biro pers menggiring wartawan untuk keluar.
Padahal pidato sambutan belum mencapai substansi dari pertemuan FKUB dengan Presiden SBY.

Kegiatan dua hari ini menjadi topik perbincangan hangat di kalangan jurnalis yang sehari-hari meliput di lingkungan Istana Kepresidenan. Apakah ada kebijakan baru dari Istana terkait peliputan di presiden?

Berikut penjelasan lengkap Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha dengan wartawan soal kegiatan Presiden SBY dua hari terakhir yang berlangsung tertutup tersebut:

Ada kebijakan baru dari Presiden, acara tertutup?

Bukan. Ini justru biar teman-teman wartawan bisa mendapatkan langsung apa yang menjadi paling penting dalam pemberitaan itu. Jadi baik. Kan jauh lebih baik dari Presiden langsung yang menyampaikan? Kan saya sudah menjelaskan sebagai bagian dari tanggungjawab saya. Kan
sudah jelaskan substansinya.

Apakah terkait pernyataan Presiden di Istana Bogor soal kemacetan Jakarta diserahkan ke Jokowi?

Tidak ada yang bilang blunder.

Pernyataan tersebut menjadi polemik?

Yang ciptakan polemik siapa? Ngga kan. Memang nggak ada polemik.

Radio kan butuh suara, TV butuh gambar Pak?

Kalau itu diperlukan kita akan berikan apa yang jadi keperluan teman-teman.

Apa ada pembicaraan serius?

Semua pembicaraan kalau dilakukan Presiden tentu serius kan.

Apa ada yang tidak serius? Ada yang dirahasiakan?

Kalau dirahasiakan tidak. Masa dirahasiakan, itu kan lebih dari 10 orang.

Kenapa tertutup?

Kan sudah mendengarkan pencerahan dari menteri agama.

Ke depan akan seperti ini terus?

Kalau ini menjadi lebih baik untuk kita kan akan lebih baik seperti ini. Kalau lebih baik berarti akan kita pakai. Mungkin ini lebih baik untuk teman-teman bisa terima intisari dari berita.

(mpr/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads