Jalanan di Jakarta memang sudah overkapasitas. Pertambahan jumlah pengguna mobil tak diimbangi dengan penambahan infrastruktur jalan. Maka jadilah macet.
"Saya rasa kemacetan di Jakarta pesimis bisa dikurangi, kalau tidak ada tindakan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi secara tegas," komentar Yance pembaca detikcom dalam surat elektroniknya, Sabtu (9/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biarpun MRT dibangun atau busway ditambah, apakah mereka mau lepas dari kendaraan pribadi? Pasti tidak karena ada faktor tertentu, misalnya gengsi dan tidak mau desak-desakan," papar Yance.
Menurut pembaca lainnya, Fajar, solusi beralih kendaraan angkutan umum memang salah satu yang mesti dilakukan. Nah, perbaikan angkutan umum mesti digenjot.
"Coba deh angkutan umum di kota-kota besar dunia seperti Singapura, New York, atau London, nyaman. Warga di sana, paling pakai kendaraan pribadi akhir pekan," jelas Fajar.
Mungkin, biar masyarakat sadar dan rela naik angkutan umum para pejabat mesti memberi contoh. Bisa dibiasakan naik angkutan umum ke kantor mereka.
"Pejabat publik tentu menjadi pelopor dalam penggunaan transportasi publik. Tapi apa mereka rela, berani?" sindir Fajar.
Bagaimana dengan Anda, berani pindah ke angkutan umum?
(ndr/fjp)