Bali Democracy Forum VI, Demokrasi yang Matang Butuh Waktu Panjang

Bali Democracy Forum VI, Demokrasi yang Matang Butuh Waktu Panjang

- detikNews
Sabtu, 09 Nov 2013 09:34 WIB
Jakarta - Bali Democracy Forum (BDF) VI berakhir hari ini (8/11/13). Dari tukar pengalaman dan diskusi bisa ditarik benang merah bahwa mengkonsolidasikan demokrasi dalam masyarakat yang plural perlu usaha yang tidak kenal lelah. Perlu waktu panjang.

Banyak peserta menyatakan bahwa mengkonsolidasikan demokrasi adalah sebuah proses panjang dan dinamis yang harus mengikutsertakan semua pihak. Kegiatan ini juga menyaratkan penguatan berbagai institusi yang wajib mengawal pertumbuhan demokrasi menjadi konsep yang matang dan diterima. Institusi itu mencakup pemerintahan yang akuntable, kebebasan pers, penegakan hukum, persamaan hak, parlemen yang mumpuni, partai yang bertanggungjawab, KPU yang efektif serta kondisi yang memungkinkan HAM dan kebebasan dapat tumbuh berkembang.

Sejarah juga membuktikan bahwa demokrasi bukan hambatan dalam menyelesaikan sebuah krisis. Justru, negara-negara yang memiliki sistem demokrasi yang mapan biasanya memiliki keunggulan komparatif untuk beradaptasi dalam menyelesaikan krisis ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demokrasi dinilai sebagai kebutuhan yang bersifat universal, luwes dan sejalan dengan nilai-nilai lokal. Harus diakui bahwa setiap negara memiliki keunikan tersendiri berdasarkan sejarahnya. Wajar terjadi perbedaan pengembangan demokrasi dengan kecepatan yang tidak sama. Karena tidak ada satu model demokrasi, semua negara diharapkan sangat menghargai perbedaan tersebut.

Diatas itu semua, pengintegrasian nilai-nilai universal demokrasi dengan realitas nasional merupakan sebuah usaha penting dalam rangka konsolidasi demokrasi. Memeberikan ruang bagi kebhinekaan menjadi tidak mungkin manakala tidak ada penghargaan hak-hak tiap kelompok masyarakat, termasuk kalangan minoritas.

Adapun penghormatan terhadap HAM, kebebasan dan supremasi hukum adalah elemen-elemen yang sangat esensial bagi pembangunan demokrasi. Karenanya, terdapat hubungan yang erat antara penegakan hukum dan praktek demokrasi yang berkesinambungan. Demokrasi juga tidak bisa dipisahkan dari pelaksanan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

Itulah sedikit dari beberapa inti dari pertemuan yang berakhir sebelum pelaksanaan salat Jumat. Para peserta dari 86 negara memberikan apresiasi atas perhelatan BDF kali ini dan berharap dapat melakukan diskusi lagi di masa-masa yang akan datang. Aktifitas BDF akan ditutup dengan kunjungan ke Institute Peace and Democracy di Universitas Udayana.

(rmd/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads