Kepala Museum Fatahillah, Enny Prihantini mengatakan proyek konservasi dilaksanakan mengingat bangunan museum yang didirikan tahun 1700-an itu belum pernah mengalami perombakan total.
"Sudah lama proyek konservasi ini, kita melakukan konservasi gedung sejak bulan September ditargetkan selesai Desember. Karena kondisi gedung sudah sangat menghkhawatirkan, terutama lantainya perlu dilakukan perbaikan, dinding bangunan juga, jendela serta kusen pintu sudah keropos dimakan rayap," ujar Enny dalam keterangannya kepada detikcom, Jumat (8/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pemeliharaan rutin itu setiap tahun pasti. Tapi untuk total belum pernah. Nah, ini kita lakukan agar nantinya museum tampak lebih modern dari sebelumnya," imbuh Enny.
"Revitalisasi juga akan dilakukan di ruang pameran. Ruang yang digunakan untuk memajang koleksi museum tersebut akan dibuat lebih modern dengan sentuhan multimedia, sehingga tidak kalah dengan luar negeri," tambahnya.
Meski sedang dalam tahap revitalisasi, Enny menegaskan pelayanan kunjungan tetap dibuka seperti biasa. Proyek tersebut tidak mengganggu jadwal pelayanan kunjungan reguler.
Museum yang memiliki koleksi dari peninggalan zaman Tarumanegara dan Padjajaran tersebut setiap harinya dikunjungi oleh lebih dari 5.000 orang. Enny berharap jumlah pengunjung Museum Fatahillah bisa meningkat hingga 30 persen setelah revitalisasi.
Bahkan memperingati Hari Pahlawan, Enny mengungkapkan museum menggelar pagelaran kolosal yang menceritakan penyerangan pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Agung ke Batavia pada 16-17 November 2013.
"Itu digelar pagi pukul 09.00 WIB. Gratis bagi pengunjung untuk menonton. Karena digelar di Jalan Pintu Besar Utara. Pak Jokowi rencananya juga akan kami undang," pungkas Enny.
(rmd/nal)