Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada empat insiden yang bermula dari urusan kecil, namun karena oknum aparat memiliki senjata, kasus itu menjadi besar. Ada yang sampai meninggal dunia, sebagian lagi mengalami luka. Sanksi pidana dan etik pun menanti.
Berikut empat insiden 'main-main' tersebut:
Patriot Ditembak Rekan 'Koboi'
Reuters
|
Peristiwa ini terjadi pada Kamis (21/6/2012) sore di rumah kos bersama Irwan dan Patriot di Jl Gunung Loli, Palu Timur. Akibat luka tembak di paha kirinya, Irwan menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Polda Sulteng di Jl Sam Ratulangi, Palu Timur.
Patriot dan Irwan adalah sejawat di kesatuan yang sama. Peluru panas muntah tidak lama pada saat Irwan iseng memutar-mutar pistol revolvernya seperti aksi para cowboy di film.
Otak-atik Pistol Kepala SPK
|
Insiden ini terjadi pada Sabtu tanggal 12 Oktober 2013 pukul 07.50 WIB, saat penjaga Provost akan melakukan serah terima tugas jaga. Mereka juga menyerahkan inventaris senpi laras panjang Sabhara, V2.
Pada saat senjata diletakkan di atas meja putih penjaga Provost, datang Kompol Ngadiya. Dia mengotak-atik senjata tersebut tanpa menyadari masih ada peluru di dalamnya.
"Terjadi letusan mengenai tembok plafon basement sehingga serpihan semen beton mengenai 3 anggota yang sedang duduk di meja tersebut," kata Kabid Humas Polda Metro Kombes pol Rikwanto.
Para korban adalah: AKP Kosasih (luka gores di kepala sebelah kiri), AKP Sumbat Irianto (luka memar di kepala atas) dan Ipda Budiarto (luka memar di dada). Mereka dibawa ke RS Premier Jatinegara untuk pengobatan pertama. Namun luka ketiganya tidak parah sehingga hanya dikenai rawat jalan.
Miras Berujung Asal Tembak
korban
|
Cerita berawal ketika Jumat (15/6/2013) lalu, oknum anggota Sabhara Polrestabes Semarang itu selesai tugas pukul 22.00 WIB. Briptu PRY yang sudah melepas semua atribut polisinya, kemudian menenggak minuman keras di sekitar Jl Pahlawan, tidak jauh dari Mapolda Jateng.
Dalam keadaan mabuk, Briptu PRY ke kantor PT TAG di Jl Guntur Semarang dan masuk ke ruang istirahat karyawan yang berukuran 6 x 6 meter persegi. Di sana, sekitar pukul 02.30 WIB, Briptu PRY menodongkan pistol revolvernya ke sejumlah karyawan dan satpam serta korban yang masih tidur.
"Yang bersangkutan bawa revolver berisi 4 peluru, yang 2 memang kosong untuk safety. Dia sempat dua kali menarik pelatuk, teman-temannya lari. Tapi saat menarik pelatuk ke tiga, terkena korban yang sedang tidur," tutur Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan.
Pelaku yang panik sempat mendekap korban. Kemudian korban yang sudah berlumuran darah segera dilarikan ke rumah sakit. Namun setelah beberapa jam menjalani perawatan intensif, nyawa Nuki tidak tertolong karena peluru menembus kepalanya.
Satpam Tak Hormat Malah Ditembak
Briptu Wawan
|
Insiden ini berawal pada Selasa (2/11/2013) pukul 19.15 WIB. Pelaku memanggil korban karena korban tidak hormat dengan pelaku. Mereka berdua saling mengenal. Lalu pelaku meminta korban untuk push up.
"Namun saat itu pelaku yang merasa tidak bersalah, tidak mau hormat," ujar Kabid Humas Polda Metro jaya, Kombes Pol Rikwanto, Rabu (6/11/2013).
Tidak senang dengan perilaku korban, pelaku lalu mengeluarkan senjatanya dan menembak korban sekali. Tembakan tersebut membuat korban meninggal dunia. Versi lainnya, pistol itu dikeluarkan saat sedang bercanda.
Setelah melakukan perbuatannya, pelaku kabur dan langsung menyerahkan diri Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Halaman 2 dari 5