"Saya punya pengalaman dengan hasil survei-survei itu, dua kali saya malu," tanggap Wakil Ketua Bappilu PDIP TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Hasanuddin mengisahkan, dirinya pernah 'kecele' dengan hasil penelitian lembaga survei dalam sejumlah Pilkada yang pernah dia tangani. Menurutnya, hasil survei atau penelitian tidak sepenuhnya bisa dijadikan pedoman dalam menentukan pilihan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak ingin gegabah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres beserta cawapresnya. Ini semata-mata karena masalah momentum. "Dalam perang, kita perlu timing (waktu) yang tepat. Kalau memenangkan 50 persen, tunggu saja nanti," ujarnya.
Apa tidak khawatir Jokowi akan berpaling ke partai lain jika PDIP terlalu lama menggantung pencapresan Jokowi?
"Andaikan dia pergi ya sudah, 'say hello'. Nggak mungkin. Karena kekuatannya dia di PDIP," ujarnya yakin.
Dalam penelitian LDB, Jokowi mengalahkan Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri dalam hal komunikasi politik.
"Kekuatan Jokowi dia bisa nempel dan dekat dengan audience, bahasa sederhana dan bicara selalu problem solving, apa adanya. Jokowi nyaris sempurna," tutur Direktur Eksekutif LDB Tjipta Lesmana.
(dnu/van)