Penetapan Hari Raya Islam di China Juga Sempat Berbeda

Kehidupan Muslim di Negeri Komunis

Penetapan Hari Raya Islam di China Juga Sempat Berbeda

- detikNews
Rabu, 06 Nov 2013 12:52 WIB
Sejumlah umat Islam memasuki Masjid Niujie di Beijing Senin (28/10). (Foto - Erwindar/detikcom)
Zhengzhou - Sama seperti di Indonesia, umat muslin di China juga pernah mengalami perbedaan waktu, saat merayakan hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Menurut Wakil Presiden Asosiasi Islam China, Haji Yusoff Liu Bao Qi sesuai ajaran Alquran, maka penentuan awal dan akhir bulan puasa harus dengan melihat hilal.

Pengurus Persatuan Umat Islam China akan mengadakan sidang untuk menentukan awal dan akhir hari puasa. Sementara sebelum dilakukan penglihatan hilal, pemerintah China telah menetapkan hari libur Idul Fitri atau Idul Adha.

“Memang beberapa kali ada perbedaan penentuan hari raya. Namun kalau hari liburnya tetap sama,” kata Haji Yusoff di Masjid Beita, Zhengzhou China Jumat (25/10) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sempat ada perbedaan waktu dengan pemerintah, namun peringatan dua hari raya tersebut tetap berjalan meriah. Apalagi selama ini tak ada intervensi dari pemerintah maupun masyarakat pemeluk agama lain.




Saat peringatan Idul Adha bulan lalu misalnya. Di Masjid Beita yang terletak di komplek perkampungan muslim di Zhengzhou mendapatkan 60 ekor kambing untuk hewan kurban. Kambing-kambing tersebut kemudian disembelih di Masjid Beita dan dibagikan kepada warga muslim di Zhengzhou.

Pada saat peringatan hari raya tersebut biasanya komunitas muslim di Zhengzhou, dan Henan bisa saling bertemu. Haji Yusoff menyebut di Zhengzhou ada sekitar 120.000 muslim dan terdapat 100 buah masjid. Angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah.

Salah seorang pengurus Masjid Xiao Lao di jalan Minzu Kota Lama Zhengzhou, Habibullah Ibnu Huda (39 tahun) mengatakan perayaan Idul Adha di China biasanya lebih meriah dibanding Idul Fitri.

Pada Idul Adha kemarin misalnya, Jamaah Masjid Xiao Lao sampai menggunakan separuh jalan Minzu untuk kegiatan sholat dan penyembelihan hewan kurban.

“Letak masjid ini di pusat kota, dekat dengan stasiun kereta, dan pusat perbelanjaan. Sehingga jamaah selalu ramai, dan nama masjid cepat terkenal,” kata Habibulah.

Masjid Xiao Lao pada hari raya Idul Adha bulan lalu juga menyembelih puluhan kambing hewan kurban dari umat Islam di sekitar jalan Minzu. Setelah hewan kurban itu disembelih, dagingnya diberikan ke masyarakat di sekitar jalan Minzu Kota Lama Zhengzhou.

Tak hanya di Zhengzhuo, di Guilin perayaan Idul Adha juga lebih meriah dibanding Idul Fitri. Seorang warga muslim di Bandar Guilin Bai Feng Yun (90 tahun) mengatakan, suasana Idul Adha masih terasa hingga tiga hari.

“Karena biasanya ada acara makan-makan daging kurban,” kata Bai Feng Yun.

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads