Rombongan buruh yang tergabung dari berbagai aliansi ini tiba di depan Balaikota , Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pukul 11.00 WIB, Rabu (6/11/2013). Mereka membawa spanduk lambang aliansi mereka dan sebuah 'mobil komando' yang diparkirkan tepat di depan gerbang Balaikota DKI.
Salah seorang orator dari Forum Buruh DKI, M Toha mengatakan, kaum buruh DKI kecewa dengan sikap Jokowi yang telah menyetujui UMP DKI 2014 sebesar Rp 2,4 juta. Nilai tersebut jauh dari tuntutan buruh sebesar Rp 3,7 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toha mengatakan, dia dan rekan-rekannya akan terus berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI hingga Jokowi memenuhi tuntutan mereka.
"Kami akan terus menuntut. Kalau benar terjadi, gubernur memiskinkan buruh di Jakarta. Perekonomian masyarakat kecil jadi redup. Ini tidak bisa diterima oleh buruh," katanya.
"Bila tidak ada perubahan, kita beritahu ke Polda, akan beraksi 3 hari. Tidak menutup kemungkinan, jika tidak mempedulikan perubahan UMP yang ditandatangani, maka tidak menutup kemungkinan akses tol, bandara, pelabuhan dan lain-lain akan kami tutup," tambahnya.
Aksi ini memang tidak seramai seperti aksi sebelumnya pada 30 Oktober lalu. Aksi yang diikuti sekitar seratusan buruh ini memakan separuh badan Jalan Medan Merdeka Selatan. Akibatnya terjadi kemacetan dari arah Tugu Tani menuju Patung Kuda.
Aksi ini mendapat kawalan puluhan petugas kepolisian. Namun secara keseluruhan ada sekitar 930 personel yang disiagakan untuk mengawal aksi buruh hari ini di Balai Kota DKI. Disiagakan juga sebanyak 4 water canon dan 4 baracuda dalam aksi ini.
"Ada 930 personel yang disiagakan," kata Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Yoyol.
(jor/rmd)