5 Fakta di Balik Pembunuhan Brigadir Syarif oleh Kondektur Metromini

5 Fakta di Balik Pembunuhan Brigadir Syarif oleh Kondektur Metromini

- detikNews
Selasa, 05 Nov 2013 09:12 WIB
5 Fakta di Balik Pembunuhan Brigadir Syarif oleh Kondektur Metromini
Jakarta - Brigadir Syarif Mappa tewas setelah ditusuk di Jalan Raya Tanjung Barat, Pasar Minggu, Jaksel, Minggu (27/10) malam lalu. Anggota Brimob Kedung Halang ini ditusuk tersangka bernama Mustakim alias Akim setelah sebelumnya sempat bersitegang di atas Metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, peristiwa pembacokan korban itu terjadi di Jalan Raya Tanjung Barat, tepat di depan Apotek Sarisakti, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jaksel.

Rikwanto mengatakan, motif pembacokan korban oleh tersangka dilatarbelakangi ketersinggungan tersangka oleh perkataan korban. Hingga akhirnya menimbulkan percekcokan dan berakhir dengan pembacokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menusuk korban, tersangka lalu melarikan diri. Tersangka kemudian berhasil ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Jaksel dan Polsek Pasar Minggu di tempat persembunyiannya di Kampar, Riau pada Sabtu 1 November 2013.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jaksel Kompol Noviana Tursanurohmad mengatakan bahwa penangkapan tersangka ini dilakukan setelah polisi melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi dan barang bukti.

Dijelaskan Novi, untuk mengungkap pelaku pembunuhan korban ini, pihaknya memeriksa 22 orang saksi. Tim juga menyusuri kegiatan yang di lakukan korban pada jam-jam sebelum terjadinya pembunuhan itu.

"Korban sempat menemui temannya di Pancoran. Tetapi setelah itu korban pamit pulang ke Depok karena mengantuk kemudian naik Metromini 640," kata Novi.

Berdasarkan keterangan saksi-sakai di Pasar Minggu, korban terlihat cekcok di dalam Metromini 640.

"Kronologi ini kita dukung dengan keterangan saksi-saksi dan kita cek ke timer, dari Pancoran ke Pasar Minggu ini jam berapa," ungkap Novi.

Dari semua saksi-saksi dan olah TKP, pelakunya kemudian menjurus kepada satu orang yakni korndektur Metromini. Berikut fakta-fakta di balik pembunuhan korban oleh kondektur tersebut.



Tersangka Tersinggung Ucapan Korban

Sesampainya di Terminal Pasar Minggu, penumpang lain turun, sementara korban tidak turun lantaran ketiduran. Kondektur baru membangunkannya ketika bus hendak mengarah ke pool yang berjarak sekitar 100 meter dari terminal.

"Kalau disesuaikan dengan keterangan saksi-saksi, ada kata-kata 'kamu kenek tidak becus'," kata Kapolsek Pasar Minggu Kompol Adri Desas Furyanto.

Tidak hanya itu, korban juga mengintimidasi tersangka dengan mengatakan bahwa dia adalah anggota Brimob sehingga membuat tersangka emosi. Emosi tersangka kian memuncak ketika kerah bajunya ditarik oleh korban.

"Saat tersangka ke belakang Metromini, korban sempat tarik kerah tersangka sehingga ada ketersinggungan," ujar Adri.

Korban Nantang Tersangka Duel

Percekcokan antara korban dengan tersangka berakhir dengan duel. Sehingga kemudian terjadilah perkelahian. Keduanya turun hingga terjadi duel. Tersangka mengambil pisau dari dalam kotak di metromini.

"Korban sempat katakan kalau mau berkelahi jangan pakai pisau, terjadi perkelahian hingga terjadi pembacok," kata Rikwanto.

Mengetahui tersangka menggunakan pisau, korban berlari. Tersangka kemudian mengejar korban dan langsung menorehkan pisau ke punggung korban. Tidak puas sampai di situ, tersangka menghujamkan pisau ke dada korban hingga korban tersungkur.

"Setelah itu tersangka melarikan diri dan meninggalkan korban yang sudah berlumuran darah," ujar Rikwanto.

Terkapar di Pinggir Rel Kereta

Setelah ambruk dan berlumuran darah, kondisi korban saat itu masih sadar. Ia berjalan gontai sekitar 200 meter dari lokasi penusukan untuk menuju ke kantor polisi terdekat.

"Sekitar 200 meter korbaan berhenti di tukang buah, bilang saya Brimob, kantor polisi dimana," ujar Rikwanto.

Pedagang buah bernama Fery itu kemudian menunjukkan arah ke Polsek Pasar Minggu. Korban pun menyusuri jalan sambil merintih kesakitan dan akhirnya dia ambruk setelah berjalan sekitar 10 meter dari pedagang buah.

"Kemudian korban terkapar di pinggir rel dan meninggal di TKP karena kehabisan darah," imbuhnya.

Pelaku Kabur ke Kampar, Riau

Usai melakukan penusukan terhadap korban, tersangka lari ke pool Metromini di kawasan Pasar Minggu,Jaksel. Di situ, tersangka kemudian membuang pisau yang digunakan untuk menusuk korban.

Setelah itu, korban pulang ke kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat. Oleh keluarganya, pria bertato ini kemudian disembunyikan di Kampar, Riau.

"Berdasarkan keterangan sopir Metromini 640, Munai, tersangka ini punya keluarga di Padang, lalu ke sana tetapi kemudian tersangka tidak ada di Padang dan sudah diungsikan ke Riau," jelas Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Aris Supriyono.

Setelah melakukan penyelidikan di Riau selama 2 hari, tersangka akhirnya diketahui berada di Perum Bina Fathika Blok D3 RT03/01 Dusun III Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau pada Sabtu (1/11) lalu.

"Waktu mau ditangkap, tersangka katakan 'bukan saya pelakunya, saya hanya pembantu'. Padahal belum ditanya, baru ketuk pintu," kata Aris.

Tersangka kemudian mencoba melawan dan melarikan diri saat digiring masuk ke mobil petugas. Petugas kemudian memberikan tembakan peringatan, tetapi tidak diindahkan, sehingga petugas mengarahkan tembakan dan mengenai kaki tersangka.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan subsidair 351 KUHP tentang penganiayaan berat sehingga mengakibatkan orang lain luka berat atau meninggal.
Halaman 2 dari 5
(mei/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads